REPUBLIKA.CO.ID, MANAMA -- Utusan Timur Tengah Pemerintahan Donald Trump, Avi Berkowitz, mengatakan dorongan Presiden Amerika Serikat (AS) untuk pemulihan hubungan Israel-Arab mendapatkan momentum, Ahad (18/10). Dia berharap lebih banyak kesepakatan akan menyusul bahkan jika Trump kalah dalam pemilihan bulan depan.
Sosok yang menemani delegasi Israel yang mengunjungi Bahrain pada Ahad ini, mengatakan "Abraham Accords" mendapat dukungan bipartisan di AS. Istilah itu merujuk pada Perjanjian Damai Israel–Uni Emirat Arab (UEA) serta Bahrain dan menjadi pencapain besar Trump.
“Harapan tulus kami adalah, siapapun yang memenangkan pemilihan, Abraham Accords akan terus tumbuh," ujar Berkowitz.
Berkowitz menyatakan, kerja sama itu dirancang untuk mendapatkan hasil jangka panjang dengan mendorong keterlibatan akar rumput antara Israel dan mitra Arab. "Perdamaian adalah sesuatu yang harus dirayakan dan dilihat setiap orang sebagai hal positif bagi dunia," kata Berkowitz dalam sebuah wawancara.
Pemerintah AS telah berpacu dengan waktu untuk mengamankan kesepakatan normalisasi untuk Israel. Hal itu menjadi upaya membantu Trump mengamankan pemilihan kembali pada bulan November. Bagi sekutu AS di Timur Tengah, itu adalah kesempatan untuk menutup barisan di Iran secara lebih terbuka.
Penerbangan yang membawa delegasi Israel terbang di atas Arab Saudi telah terlaksana. Namun, Arab Saudi sejauh ini menolak permintaan AS untuk menormalkan hubungan dengan Israel.
"Itu adalah keputusan bagi mereka pada akhirnya, percakapan kami dengan mereka positif di berbagai bidang," kata Berkowitz ketika ditanya tentang rencana Saudi untuk mengikuti normalisasi.
"Kami mengharapkan mereka untuk memahami suhu wilayah tentang bagaimana hal-hal terjadi di berbagai bidang, kami telah melakukan diskusi yang sangat baik dengan mereka tetapi waktu akan menjawabnya," kata Berkowitz.