REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Pemerintah Kota Bekasi mentargetkan 480 ribu warganya bisa menerima vaksin Covid-19 di awal 2021. Vaksin ini akan diprioritaskan kepada warga berusia 18-59 tahun dengan syarat dan validasi tertentu.
Rencana ini sudah mencuat ke permukaan. Beragam tanggapan warga yang akan menjadi penerima vaksin potensial pun mulai bermunculan. Salah satunya Fenny Rachmadani (26 tahun) warga Kecamatan Pondokgede, Kota Bekasi.
Dia mengaku keberatan untuk divaksin. Sebab, menurutnya, virus dapat ditampik dengan menjaga pola hidup yang sehat dan teratur serta mengkonsumsi vitamin.
“Menurut saya, dengan kita konsumsi vitamin, pola hidup teratur dan makan yang sehat saja sudah cukup,” ujar dia kepada Republika, Senin (19/10).
Begitu juga dengan Candra Kharisma (28), warga Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi. Dia menilai, lebih memilih untuk disiplin dalam menjaga imun tubuh serta protokol kesehatan.
Menurutnya, vaksin belum menjadi hal yang mendesak buat dirinya. “Korban meninggal juga belum ada yang murni 100 persen karena corona, pasti disertai penyakit bawaan. Jadi, intinya asal tetep ngejaga imun, insha Allah vaksin belum jadi hal yang mendesak,” ujarnya.
Sementara itu, Heri Setyo Aji (30) warga Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi mengatakan tidak mau divaksin. Namun, apabila ada aturan pemerintah yang mewajibkan ia akan mematuhi.
Sikap yang dipilih Heri ini lantaran masih adanya keraguan mengenai uji klinis vaksin Covid-19. “Kalau ada bukti keberhasilan buat resistensi virus covid dan dibuatkan kewajiban, ya itu baru ngikut,” tutur dia.
Senada dengan Heri, warga Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi, Adam Zakiy Hizbullah, juga mengatakan demikian. Dia bersedia divaksin apabila sudah terbukti aman, halal, dan dianjurkan oleh pemerintah.
Di sisi lain, ada nada optimisme juga terkait rencana vaksin tahun depan. Salah satunya yang diyakini oleh Yusuf Bahtiar (28) warga Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Dia berpendapa,t bahwa vaksin dapat menjadi semacam angin segar dan harapan besar di tengah pandemi Covid-19 yang tak pasti kapan akan berakhir. “Setuju. Vaksin menjadi sebuah harapan besar di tengah pandemi Covid-19,” kata dia.
Meski tetap ada kekhawatiran yang menggelayuti mengenai uji klinis dan efek samping, namun ia memilih untuk percaya kepada pemerintah. Sebab, itu akan menjadi tanggung jawab pemerintah apabila nantinya diberikan secara massal kepada warga.
“Nanti kan diberikan bertahap. Jadi bisa dilihat dulu bagaimana efek sampingnya, saya sih nggak keberatan karena masuk ke dalam kategori yang diprioritaskan. Jadi ya lebih besar harapan sih dibanding kekhawatiran,” ungkapnya.