Senin 19 Oct 2020 11:50 WIB

Proyek Jaringan Jalur KA Trans Sulawesi Terimbas Pandemi

Selain pandemi Covid-19, musim hujan juga jadi tantangan lain pengerjaan proyek.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api Trans Sulawesi di Desa Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (ilustrasi). PT Len Industri (Persero) menyatakan, pengerjaan jaringan persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta Trans Sulawesi lintas Makassar-Parepare terimbas pandemi Covid-19.
Foto: Antara/Abriawan Abhe
Pekerja beraktivitas di lokasi pengerjaan proyek rel kereta api Trans Sulawesi di Desa Pekkae, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan (ilustrasi). PT Len Industri (Persero) menyatakan, pengerjaan jaringan persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta Trans Sulawesi lintas Makassar-Parepare terimbas pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Len Industri (Persero) tengah menyelesaikan pembangunan sistem persinyalan dan telekomunikasi jalur kereta api Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare sepanjang total 102,4 Km. Hanya saja, penyelesaian proyek ini diprediksi mundur dari target akhibat pandemi Covid-19.

Pimpinan Proyek Jalur Mandalle-Palanro PT Len Industri Beni Rahadian mengatakan, jalur kereta api sepanjang 102,4 km dari Mandai hingga Palanro akan memanfaatkan sistem persinyalan SiLSafe4000, sistem interloking (vital interlocking system) berbasis CBI (Computer Based Interlocking) generasi baru yang dibuat oleh Len Industri. SiLSafe4000 juga sudah tersertifikasi level keamanannya SIL-4 (Safety Integrity Level).

Baca Juga

Beni menyampaikan progres pengerjaan jalur tersebut hingga per 11 Oktober 2020 mencapai 58,9 persen. Ia memperkirakan penyelesaian proyek akan sedikit mundur karena imbas dari Pandemi Covid-19. 

"Kami juga sedang proses pengadaan 50 persen dari jumlah total kebutuhan Point Machine, tapi masih menunggu arahan dari Satker (Satuan Kerja) apakah memakai 2 Set Point Machine bekerja pararel atau 1 Set Point Machine ditambah 1 Set Back Drive," ungkap Beni dalam siaran pers di Jakarta, Senin (19/10).

Beni menyebut, tantangan lainnya sekarang adalah cuaca di area proyek karena memasuki musim hujan. Oleh karenanya, kontraktor sekarang sedang bekerja ekstra untuk menyelesaikan bangunan atap gedung equipment room dan gedung ruang radio peralatan-peralatan.

"Pembangunan 20 ruangan baru gedung peralatan persinyalan diharapkan mulai bisa digunakan mulai 31 Oktober mendatang," ucap Beni.

Jalur kereta api Mandalle-Palanro dan Mandai-Mandalle Lintas Makassar-Parepare melintasi empat stasiun besar, yaitu Maros, Pangkajene, Tanete Rilau, dan Barru. Plus delapan stasiun kecil yaitu Mandai, Rammang-Rammang, Labakkang, Ma'rang, Mandalle, Takalasi, Mangkoso, dan Palanro. Jalur tersebut juga memiliki satu Centralized Traffic Supervisory (CTS) di lokasi Depo dan Balai yang berada di Yasa (Maros).

Direktur Operasi I PT Len Industri, Linus Andor M Sijabat menjelaskan, sebagai prioritas utama dalam pembangunan Trans Sulawesi, jalur kereta api Makassar-Parepare pada awalnya dibangun jalur tunggal, tetapi lahan yang disiapkan dapat dibangun jalur ganda. Pemasangan rel pertama jalur Makassar-Parepare dilakukan pada 13 November 2015 di Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru.

"Trans Sulawesi adalah jaringan jalur kereta api yang dibangun untuk menghubungkan daerah-daerah penting di  Sulawesi. Proyek perkeretaapian Trans Sulawesi ditargetkan mencapai panjang 2.000 km dari Makassar ke Manado," ungkap Linus.

Trans Sulawesi akan menghubungkan kota-kota besar di Sulawesi seperti Makassar, Kendari, Palu, Gorontalo, Manado yang terbagi dalam beberapa jalur. Antara lain, Makassar-Parepare (145 km), Parepare-Mamuju (225km), Makassar-Bulukumba-Watampone (259 km), Bitung-Gorontalo-Isimu (340 km), Manado-Bitung (48km).

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement