REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Seluruh lembaga politik Prancis telah bergabung dengan kampanye untuk persatuan nasional, setelah serangan dan pembunuhan seorang guru di dekat Paris pada Jumat (16/10) sore. Di samping itu, hukum anti-Muslim juga diperkuat.
Dikutip berdasarkan laman World Socialist Web Site (WSWS) dari International Committee of the Fourth International (ICFI) yang ditulis Will Morrow, disebutkan seorang guru geografi sekolah menengah, Samuel Paty dibunuh tepat ketika meninggalkan sekolahnya di Conflans-Sainte-Honorine, di wilayah Yvelines di barat laut Paris.
Penyerang telah diidentifikasi polisi sebagai Abdoullakh Anzonov, seorang Chechnya (18 tahun) lahir di Moskow pada 2002. Keluarganya memperoleh status pengungsi di Prancis pada 2011.
Anzonov diduga melakukan perjalanan 80 kilometer hari itu dengan transportasi umum dari rumahnya ke sekolah. Dia bersenjatakan pisau 30 sentimeter, senapan angin, dan menunggu Paty beberapa jam di luar gedung sekolah.
Setelah mengikutinya selama setengah kilometer, Anzonov menyerang Paty. Kemudian menikamnya beberapa kali dan memenggalnya di jalan. Ketika polisi tiba, Anzonov dilaporkan meneriakkan "Allahu akbar" saat baku tembak dengan mereka. Lalu dia ditembak dan dibunuh di tempat.