Senin 19 Oct 2020 14:41 WIB

KPAI Tekankan Pentingnya Dampingi Anak Saat PJJ

Peran guru dan orang tua sangat besar dalam mencegah depresi pada anak selama PJJ

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Sejumlah siswa SMP mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui kanal TV Satelit Bandung 132 di Pos PAUD Mitra RW 05, Jalan Cibangkong, Batununggal, Kota Bandung, Selasa (13/10). Pemerintah Kota Bandung meluncurkan kanal TV Satelit Bandung 132 yang menayangkan program Padaringan (Pembelajaran Dalam Jaringan) berisi ratusan konten video mata pelajaran dari tingkat SD hingga SMP sebagai alternatif pembelajaran jarak jauh bagi siswa di masa pandemi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
Sejumlah siswa SMP mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui kanal TV Satelit Bandung 132 di Pos PAUD Mitra RW 05, Jalan Cibangkong, Batununggal, Kota Bandung, Selasa (13/10). Pemerintah Kota Bandung meluncurkan kanal TV Satelit Bandung 132 yang menayangkan program Padaringan (Pembelajaran Dalam Jaringan) berisi ratusan konten video mata pelajaran dari tingkat SD hingga SMP sebagai alternatif pembelajaran jarak jauh bagi siswa di masa pandemi Covid-19. Foto: Abdan Syakura/Republika

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -Komisioner Bidang Pendidikan KPAI Retno Listyarti menekankan pentingnya pendampingan terhadap anak selama pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar daring. Hal ini disampaikan menindaklanjuti kabar adanya siswi di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan yang diduga bunuh diri karena frustrasi selama menempuh belajar daring.

KPAI menilai kemungkinan motif lain di balik dugaan bunuh diri tersebut penting diungkap. Jika terbukti ada motif bunuh diri karena kendala PJJ, maka perlu dilakukan evaluasi secara menyeluruh dari PJJ di kabupaten Gowa oleh Dinas Pendidikan dan Pemerintah Daerah sesuai kewenangannya. Jika SMA/SMK berarti menjadi kewenangan pemerintah provinsi dan dan Dinas Pendidikan Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Juga

"Selain perlunya mengungkap kemungkinan motif lain, KPAI juga mendorong peran sekolah dalam membantu anak-anak yang mengalami masalah mental atau psikologis akibat pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari tujuh bulan," ujar Retno.

Peran wali kelas dan guru bimbingan konseling sangat strategis dalam membantu anak-anak yang memiliki masalah psikologi, termasuk kesulitan dalam mengikuti pembelajaran jarak jauh. Konsultasi dapat dilakukan melalui aplikasi pesan singkat yang mudah dijangkau guru dan anak-anak.

Retno menilai anak-anak hanya butuh didengar. Karena itu, selain menceritakan masalah dengan sahabat, para siswa juga bisa berkonsultasi dengan guru BK dan wali kelas agar dapat diberikan solusi yang tepat.

Peran orang tua juga sangat besar dalam mencegah depresi pada anak. Suasana yang tidak nyaman atau pertengkaran dengan teman mungkin tampak sederhana bagi orang dewasa. Namun berbeda jika kondisi tersebut dialami oleh remaja.

Jika dibiarkan berlarut-larut, hal itu bisa memicu depresi pada remaja karena remaja pada dasarnya sering mengalami perubahan suasana hati. Itu sebabnya remaja yang terlihat murung atau sedih sering kali dianggap hal biasa. Misalnya karena patah hati, mendapat nilai jelek, atau merasa kurang perhatian dari orang tua.

Padahal, bisa jadi itu gejala depresi pada remaja. Jika dibiarkan maka kondisi tersebut bisa berlanjut dan memunculkan keinginan untuk menyakiti diri sendiri bahkan bunuh diri.

Kehidupan adalah anugerah berharga dari Allah SWT. Segera ajak bicara kerabat, teman-teman, ustaz/ustazah, pendeta, atau pemuka agama lainnya untuk menenangkan diri jika Anda memiliki gagasan bunuh diri. Konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 8 yang disediakan Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Hotline Kesehatan Jiwa Kemenkes juga bisa dihubungi pada 021-500-454. BPJS Kesehatan juga membiayai penuh konsultasi dan perawatan kejiwaan di faskes penyedia layanan
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement