REPUBLIKA.CO.ID, SANTIAGO -- Ribuan warga Cile berkumpul di alun-alun pusat Santiago untuk memperingati satu tahun aksi protes massa besar yang menewaskan lebih dari 30 orang pada Ahad (18/10) waktu setempat. Demonstrasi awalnya berjalan damai, namun berubah menjadi kerusuhan dan penjarahan pada malam hari.
Rakyat berkumpul mulai dari pagi di pusat kota dan seluruh kota di Cile. Banyak spanduk buatan sendiri berwarna pelangi yang menyerukan pemungutan suara "ya". Hal itu terkait referendum soal, apakah akan membatalkan konstitusi era kediktatoran negara, yang merupakan tuntutan utama pada protes tahun lalu.
Demonstrasi diwarnai insiden kekerasan, penjarahan supermarket, dan bentrokan dengan polisi di seluruh ibu kota. Sirene truk pemadam kebakaran, barikade yang menyala di jalan raya, dan kembang api di jalan-jalan pusat kota menambah rasa kekacauan di beberapa lingkungan.
Menteri Dalam Negeri Cile Victor Perez meminta warga Cile untuk menyelesaikan perbedaan mereka dengan memberikan suara dalam referendum konstitusi 25 Oktober mendatang.