REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan penyakit Covid-19 diketahui dapat menyebabkan kerusakan pada organ vital tubuh. Temuan ini bertentangan dengan apa yang diyakini pada awalnya, yakni bahwa virus hanya menyerang paru-paru.
Sejumlah bukti menunjukkan bahwa virus dapat memengaruhi jantung, ginjal, hati, dan organ lainnya. Pada saat yang sama, organ indra seperti hidung, mulut, dan bahkan mata dikenal sebagai titik masuk virus corona ke dalam tubuh.
Dilansir Times Now News, sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa Covid-19 dapat menyebabkan gangguan pendengaran mendadak dan permanen pada beberapa pasien, meski jumlah insidennya rendah. Studi tersebut adalah laporan kasus pertama yang mengaitkan kondisi gangguan pendengaran dengan infeksi virus corona jenis baru di Inggris.
Para peneliti dari University College London, kesadaran akan kemungkinan efek samping ini sangat penting karena pengobatan yang tepat dapat membantu mengurangi efek dan membalikkan kecacatan. Mereka juga menyebut bahwa penyebab tidak jelas dan kondisi serupa terkadang bisa mengikuti infeksi virus lain, seperti flu atau herpes.
Studi yang dipublikasikan di jurnal BMJ Case Reports tersebut menggambarkan kasus seorang pria berusia 45 tahun yang memiliki asma dan dirawat di Royal National Throat Nose and Ear Hospital di Inggris setelah dia mengalami gangguan pendengaran di satu telinga saat dirawat karena Covid-19. Pasien mengatakan bahwa telinga kirinya berdenging, diikuti oleh gangguan pendengaran mendadak sepekan setelah keluar dari perawatan intensif, di mana ia menerima perawatan untuk gejala infeksi virus corona jenis baru yang parah.
Pasien tidak memiliki kondisi kesehatan lain, kecuali asma. Ia juga tidak memiliki masalah dengan pendengaran sebelumnya dan tidak ada penyumbatan atau peradangan yang didiagnosis di telinga, tetapi ia kehilangan pendengaran secara substansial.
Meski telinga tidak terlalu terdampak Covid-19, tetap ada potensi kerusakan tambahan pada organ indra yang perlu diperhitungkan. Telinga mungkin menjadi indra yang paling diabaikan saat ini, apalagi masyarakat sudah terus-menerus diingatkan untuk meningkatkan imunitas, menjaga kesehatan mata dan efek dari peningkatan waktu layar, mencoba untuk mengekang penambahan berat badan karena tidak aktif, dan menjaga kontrol pada parameter kesehatan mereka, termasuk gula darah dan tekanan darah.
Menurut Savyasachi Saxena, HOD & konsultan senior THT di Fortis Hospital, Noida, India, salah satu efek samping tidak langsung selama Covid-19 adalah banyak orang harus bekerja secara daring menggunakan earphone. Peranti ini juga dipakai anak-anak usia sekolah yang melakukan kegiatan belajar mengajar daring.
"Perhatian utama dengan earphone atau headphone tidak hanya eksposur volume yang keras, tetapi juga durasi panjang penggunaan. Benda ini juga bisa menjadi sumber infeksi telinga karena disimpan di tempat-tempat di mana kuman dapat dengan mudah berada,” ujar Saxena.
Berikut beberapa bahaya dari earphone terhadap telinga :
* Gangguan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan
* Tinnitus alias sensasi telinga berdenging
* Pusing
* Infeksi telinga
* Kotoran telinga yang berlebihan
* Sakit di telinga
* Efek pada otak
Karena itu, selama pandemi Covid-19, perhatikan kondisi kesehatan tubuh secara menyeluruh. Semua orang harus memahami menjaga kebersihan, termasuk telinga.
Saxena mengatakan, ada beberapa cara untuk melindungi telinga. Pertama, setel earphone atau headphone dengan volume tidak lebih dari 60 persen. Selain itu, batasi penggunaan tidak lebih dari 60 menit dalam sehari.
Saxena menganjurkan untuk elalu gunakan penyumbat telinga di sekitar suara keras. Selanjutnya, hindari penggunaan alat pembersih telinga seperti cotton bud.