REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sebuah kapal pengangkut berisi sekitar 250 orang dari Rohingnya kembali mendekati perairan Aceh. Ratusan imigran itu diduga akan berlabuh di Lhokseumawe.
Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia Usman Hamid meminta agar otoritas di Indonesia yang menemukan mereka baik itu Polairud, TNI AL, atau pemerintah daerah dan pusat harus segera menyelamatkan para pengungsi yang kemungkinan besar sudah berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan berada di laut. Usman menegaskan hal ini persoalan hidup dan mati.
“Indonesia, dengan pengalaman penyelamatan sebelumnya, bisa kembali menjadi contoh bagi negara-negara di kawasan, hanya dengan mengutamakan kemanusiaan,” kata Usman kepada Republika, Senin (19/10).
Amnesty menerima laporan adanya rencana otoritas berwenang untuk menolak kedatangan mereka. Rencana penolakan tersebut menurut Usman tidak bisa dibenarkan.
"Menolak masuk dan mengirim kembali mereka ke lautan lepas sama saja mengingkari kewajiban internasional Indonesia. Kapal mereka harus dibiarkan masuk dan mendarat di pantai terdekat. Para pengungsi diselamatkan dan dipenuhi kebutuhan dasarnya, " tegasnya.
Usman menilai Indonesia sebenarnya telah menunjukkan teladan yang baik dengan menerima dua gelombang pengungsi Rohingya pada Juni dan September. Di sisi lain, tak ada alasan bagi negara-negara tetangga untuk membiarkan Indonesia bergerak sendiri dalam menangani kapal Rohingya.
“Harus ada tanggung jawab bersama di antara negara-negara kawasan untuk melakukan pencarian dan penyelamatan agar mereka terhindar dari bahaya di laut dan kondisi sulit di kampung halaman serta di kamp pengungsi Bangladesh,” terangnya.
Ia menekankan pengungsi Rohingya membutuhkan respons kemanusiaan dari kawasan. Usman mengungkapkan Amnesty mendapatkan informasi bahwa patroli perbatasan Indonesia sedang mencoba untuk mencegah kedatangan mereka dan memerintahkan satuan-satuan setempat di Aceh untuk bersiaga.
Pada September, Pemerintah Indonesia telah memberikan izin pendaratan bagi 297 pengungsi Rohingya di Lhokseumawe, Aceh. Sebelumnya pada Juni, 99 pengungsi Rohingya masuk wilayah Indonesia melalui pantai Aceh Utara. Para pengungsi dapat masuk setelah masyarakat lokal menekan pemerintah setempat untuk menyelamatkan mereka.
Semua pengungsi sebanyak 383 orang tersebut saat ini ditampung di Balai Latihan Kerja Lhokseumawe. Beberapa dari mereka telah melarikan diri dari tempat penampungan sementara setidaknya tiga orang telah meninggal akibat Covid-19.