REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Surakarta memastikan sejauh ini belum ada penawaran terkait ruang isolasi di hotel untuk pasien Covid-19 yang diajukan oleh pemerintah. "Setahu saya belum ada penawaran maupun hotel yang mengajukan diri bahwa mereka siap menjadi ruang isolasi. Kalau di Semarang mungkin sudah, tetapi di Solo belum," kata perwakilan Humas PHRI Surakarta Sistho A Srestho di Solo, Senin (19/10).
Ia mengatakan terkait menjadikan hotel sebagai ruang isolasi sementara pasien Covid-19, PHRI menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing manajemen hotel untuk. "Kami tidak memaksa, meski demikian tolong dihitung baik buruknya. Harus dipastikan dari sisi bagaimana nanti bisnisnya. Mungkin betul dari cashflow terselamatkan, revenue ada," katanya.
Ia mengatakan yang harus dipastikan oleh manajemen hotel adalah memastikan kepercayaan masyarakat ke depannya. Selain itu, penerimaan lingkungan sekitar juga perlu menjadi pertimbangan manajemen hotel untuk memastikan dampak baik dan buruknya dengan menjadikan hotel sebagai lokasi isolasi.
"Yang utama kepercayaan tamu, pertimbangkan dulu hal itu, tetapi kami menyerahkan 100 persen keputusan kepada masing-masing hotel," katanya.
Meski demikian, General Manager The Alana Hotel and Convention Center Solo ini memastikan sesuai dengan arahan manajemen pusat hotelnya tidak akan dijadikan sebagai ruang isolasi. "Kalau misalnya memang ada penawaran, kami tidak akan mengambil. Kami mengikuti arahan pusat," katanya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah Yulianto Prabowo mengatakan pemerintah provinsi sudah menyiapkan tempat isolasi mulai dari tingkat desa hingga provinsi termasuk inventarisasi hotel sebagai ruang isolasi. "Kami udah list hotel-hotel itu, kalau harus digunakan mereka (hotel) sudah siap," katanya.