Senin 19 Oct 2020 20:25 WIB

Satgas: Efektvitas Vaksin Diketahui Pascauji Klinis Tuntas

Uji klinis bisa berlangsung dalam jangka waktu cepat bisa juga puluhan tahun

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Gita Amanda
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan efektivitas vaksin baru bisa dibuktikan setelah uji klinis tuntas.
Foto: ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan efektivitas vaksin baru bisa dibuktikan setelah uji klinis tuntas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Usaha Milik Negara (BUMN) penghasil vaksin Bio Farma bersama dengan Fakultas Kedoteran Universitas Padjajaran kini masih melakukan uji klinis vaksin virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Untuk saat ini, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 belum bisa memastikan efektivitas vaksin sampai seluruh uji klinis tuntas dilalui.

"Efektivitas atau efikasi vaksin akan diketahui setelah uji klinis tuntas atau selesai seluruhnya karena ada tahap 1, 2, dan 3. Jadi, untuk berapa lama efektivitas vaksin baru bisa diketahui setelah uji klinis dilakukan secara komplit," kata Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito saat konferensi virtual BNPB bertema Menjemput Asa Vaksin Covid-19, Senin (19/10).

Baca Juga

Ia menyebutkan uji klinis ada yang berlangsung dalam jangka waktu pendek, ada yang sangat panjang sampai puluhan tahun. Sebab, dia melanjutkan, setiap penyakit memiliki karakteristik sendiri, termasuk yang disrbabkan virus atau bakteri, kemudian ketika dibuat vaksin maka reaksinya juga bervariasi karena tergantung dari hubungan interaksi penyakit itu dengan antibodi yang ada pada tubuh manusia. 

Kemudian, apabila vaksin menimbulkan imunitas sesuai dengan yang diharapkan melalui uji-uji tersebut maka otomatis akan memberikan perlindungan pada masyarakat. Akhirnya, virus tidak bisa kembali menyerang tubuh karena masyarakat sudah terlindungi.

"Dampaknya kasus Covid-19 harusnya semakin lama semakin turun," katanya.

Kendati demikian, ia menegaskan adanya vaksin tidak semerta-merta membuat masyarakat kemudian abai menjalankan protokol kesehatan. Ia meminta protokol kesehatan menjaga jarak, menggunakan masker, mencuci tangan harus tetap dilakukan.

Selain itu, untuk meningkatkan imun tubuh tidak hanya dengan vaksinasi melainkan juga istirahat cukup, kemudian olah raga yang cukup kemudian mengkonsumsi makanan gizi seimbang, sehingga imunitas tubuh menjadi tinggi.

"Proteksinya doubel, kita terproteksi dengan protokol kesehatan dan nanti kalau ada vaksin maka semakin terlindungi," katanya.

Kendati demikian, ia meminta masyarakat juga terus berhati-hati karena belum pernah ada yang tahu efektivitas vaksin dan menerapkan protokol kesehatan seperti apa. "Mari kita belajar dan hadapi bersama," ujarnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement