Senin 19 Oct 2020 22:03 WIB

Kemendikbud: Kampus Merdeka tidak Hanya Magang

Saat ini perdesaan Indonesia masih butuh pendampingan agar bisa menjadi desa maju

Rep: Inas Widyanuratikah/ Red: Gita Amanda
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti), Nizam mengatakan kebijakan Kampus Merdeka memberi ruang belajar yang luas.
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt Dirjen Dikti), Nizam mengatakan kebijakan Kampus Merdeka memberi ruang belajar yang luas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), mengatakan kebijakan Kampus Merdeka memberi ruang belajar yang luas. Bukan hanya magang, namun berbagai bentuk aktivitas belajar di luar kampus mungkin dilakukan.

Nizam mengatakan, salah satu yang akan bermanfaat dilakukan adalah membangun Indonesia melalui perdesaan. Ia menjelaskan, saat ini perdesaan di Indonesia masih membutuhkan pendampingan agar bisa menjadi desa yang maju.

"27 ribu desa itu masih tertinggal. Kalau ini dikeroyok oleh mahasiswa, maka cepat maju desa kita. Ada yg membawa teknillogi pertanian, ada yg membawa pembangunan infras, ada yg membangun ekonomi, bumdes dll

" kata Nizam, dalam diskusi daring bertajuk Kemerdekaan Menyatakan Pendapat di Kampus, Ahad (18/10).

Saat ini, lanjut dia, desa mendapatkan dana pembangunan cukup besar yaitu Rp 1 miliar. "Selama ini dana itu tidak ada yang mendampingi. Terjun ke desa itu dampaknya luar biasa sekali," kata dia lagi.

Selain itu, mahasiswa juga bisa melakukan kegiatan Kampus Merdeka di dalam kampusnya tanpa perlu keluar. Salah satu kegiatan tersebut adalah dengan menjadi asisten dosen (asdos).

Jika selama ini menjadi asdos tidak diakui SKS, di dalam kebijakan Kampus Merdeka hal ini bisa menjadi bagian dari SKS. Sebab, kata dia, banyak pembelajaran yang didapatkan mahasiswa selama menjadi asdos ini.

"Nah, dengan kampus merdeka ini diakui full SKS-nya, karena selama mendampingi peneliti itu kan ilmu yang diperoleh jauh lebih banyak daripada di dalam kelas. Nah, itu kita buka ruangnya," kata Nizam menegaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement