REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA - Tentara Azerbaijan telah membebaskan 13 desa lagi di distrik Jabrayil dari pendudukan Armenia.
“Desa Soltanli, Emirvarli, Mashanli, Hasanli, Alikeykhanli, Gumlag, Hajili, Goyerchinveysalli, Niyazguzlar, Kechel Memmedli, Shahvelli, Haji Ismayilli, dan Isagli di distrik Jabrayil telah dibebaskan. Karabakh adalah Azerbaijan!” kata Presiden Ilham Aliyev lewat Twitter pada Senin.
“Ada yang tewas dan terluka akibat serangan pasukan Armenia. Namun tentara kami berhasil merespons dengan tepat dan membebaskan beberapa permukiman," tambah dia.
Presiden mengatakan Angkatan Bersenjata Armenia secara terang-terangan telah melanggar rezim gencatan senjata kemanusiaan yang disepakati dengan menggunakan artileri berat untuk menembaki permukiman Azerbaijan.
Gencatan senjata yang kedua di Nagorno-Karabakh dimulai pada 27 September. Hubungan antara kedua negara bekas Uni Soviet itu tegang sejak 1991, ketika militer Armenia menduduki Upper Karabakh, wilayah Azerbaijan yang diakui secara internasional.
Sekitar 20 persen wilayah Azerbaijan berada di bawah pendudukan ilegal Armenia selama hampir tiga dekade. OSCE Minsk Group - diketuai bersama oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat - dibentuk pada 1992 untuk menemukan solusi damai atas konflik tersebut, tetapi upaya itu tak kunjung berhasil.
Gencatan senjata, bagaimanapun, disetujui pada tahun 1994. Sejumlah resolusi PBB serta organisasi internasional menuntut penarikan pasukan pendudukan dari wilayah tersebut.