Selasa 20 Oct 2020 02:20 WIB

Oksitosin Dilirik untuk Hindari Badai Sitokoin Covid-19

Oksitosin mungkin dapat mencegah badai sitokin pada fase awal infeksi Covid-19.

Rep: Santi Sopia/ Red: Reiny Dwinanda
Seorang pekerja medis menempatkan infus ke pasien yang diduga memiliki coronavirus di restoran yang diubah menjadi klinik di Bishkek, Kirgistan, Rabu, 22 Juli 2020.
Foto: AP/Vladimir Voronin
Seorang pekerja medis menempatkan infus ke pasien yang diduga memiliki coronavirus di restoran yang diubah menjadi klinik di Bishkek, Kirgistan, Rabu, 22 Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pasien Covid-19 sampai saat ini bisa dibantu dengan pemberian vitamin, obat-obatan pereda gejala, hingga isolasi diri. Sekarang, peneliti mulai melihat oksitosin sebagai cara untuk mengurangi peradangan.

Dilansir laman Health24, oksitosin dapat membantu mencegah badai sitokin, reaksi ekstrem sistem kekebalan. Para peneliti melihat bagaimana hormon oksitosin, yang umumnya dikenal sebagai hormon cinta ini, dapat membantu pengobatan Covid-19.

Baca Juga

Oksitosin diproduksi di otak dan dapat dikeluarkan selama ada aktivitas tertentu, seperti pelukan sederhana, keintiman, menyusui, hingga persalinan. Penelitian telah menemukan bahwa hormon memiliki sifat antiinflamasi yang luar biasa.

Hormon ini mungkin dapat mencegah "badai sitokin" pada fase awal infeksi Covid-19. Studi yang dipublikasikan di American Physiological Society's Physiological Genomics itu menyoroti sel-T dan badai sitokin yang menjadi faktor penting penyebab memburuknya kasus Covid-19.

Badai sitokin merupakan reaksi ekstrem dari sistem imun di mana tubuh melepaskan sitokin (protein yang disekresikan oleh sistem imun) sebagai pertahanan, yang kemudian menyerang jaringan tubuh sendiri. Para peneliti menyatakan bahwa obat, karbetosin, memiliki komponen yang mirip dengan gen yang cenderung tidak memicu badai sitokin pada pasien Covid-19.

Komponen obat tersebut juga serupa dengan lopinavir, obat antiretroviral yang dianggap sebagai pengobatan untuk penyakit tersebut. Sebagai kesimpulan, penelitian mengusulkan pemberian oksitosin secara intravena sebagai pengobatan pendamping untuk Covid-19, tetapi keamanan dan kemanjuran proses tersebut belum dinilai lebih jauh.

Untuk mengelola respons hiperinflamasi terhadap SARS-CoV-2, dokter terus mengeksplorasi berbagai cara. Awal tahun ini, ada pula pendekatan nanoteknologi yang sedang dipertimbangkan untuk membantu pasien melawan badai sitokin yang tidak menentu.

Pendekatan nanoteknologi mengirimkan senyawa nanopartikel multi-obat ke jaringan tikus yang berada dalam keadaan hiperinflamasi, seperti sepsis (infeksi darah) atau keadaan yang menyerupai badai sitokin Covid-19. Adapun penelitian ini masih dalam tahap awal, tetapi para peneliti melaporkan bahwa perubahan pada organ penting, seperti paru-paru dan ginjal, diamati hanya dalam empat jam setelah pemberian pengobatan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement