Senin 19 Oct 2020 23:51 WIB

In Picture: Melawan Covid-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru (1)

.

Rep: FB Anggoro/ Red: Yogi Ardhi

Sejumlah warga binaan berolahraga di bawah pengawasan sipir berpakaian hazmat dan alat pelindung diri lengkap di Lapas Perempuan Pekanbaru. (FOTO : ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Seorang sipir berpakaian hazmat dan alat pelindung diri berjaga di gerbang utama di Lapas Perempuan Pekanbaru. (FOTO : ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Seorang sipir berpakaian hazmat dan alat pelindung diri berjaga di gerbang utama di Lapas Perempuan Pekanbaru. (FOTO : ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Seorang sipir memakai pakaian hazmat dan alat pelindung diri lengkap saat akan bertugas di Lapas Perempuan Pekanbaru. (FOTO : ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Sebuah pakaian hazmat milik sipir di jemur di taman Lapas Perempuan Pekanbaru. (FOTO : ANTARA FOTO/FB Anggoro)

Dua perawat dan seorang petugas keamanan memakai pakaian hazmat dan alat pelindung diri lengkap untuk merawat warga binaan terkonfirmasi positif COVID-19 di Lapas Perempuan Pekanbaru. (FOTO : ANTARA FOTO/FB Anggoro)

inline

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Kelas IIA Pekanbaru, Riau, kini ibarat rumah sakit dadakan yang merawat pasien COVID-19. Fasilitas itu menjadi salah satu klaster penularan terbesar di Provinsi Riau dan untuk pertama kalinya di Indonesia isolasi mandiri bertempat di Lapas. 

Berawal dari satu petugas yang terkonfirmasi COVID-19 pada September 2020, Virus Corona jenis baru itu menyebar dengan cepat di Lapas Perempuan Pekanbaru. Hingga 5 Oktober 2020, ada 44 warga binaan dan tiga petugas yang terpapar. 

Setiap petugas Lapas kini wajib mengenakan alat pelindung diri (APD) lengkap ketika bertugas, mulai dari baju hazmat, masker hingga perisai muka dari plastik. Hal itu untuk mencegah mereka tertular virus mematikan tersebut. 

 

 

sumber : Antara Foto
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement