Selasa 20 Oct 2020 05:02 WIB

PT MRT Jelaskan Penyebab Tiga Paket Tender Tertunda

Peserta tender MRT Jakarta terbentur US Defense Authority Act (NDAA 2019).

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar.
Foto: Antara/M Risyal Hidayat
Dirut PT MRT Jakarta William Sabandar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT MRT Jakarta menjelaskan penyebab tender tiga paket pekerjaan dalam Fase IIA Segmen 2, yakni CP202, CP 205 dan CP206 terkendala hingga menyebabkan potensi tertundanya proyek itu.

Direktur Utama PT MRT Jakarta, William Sabandar dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin (19/10), menyebutkan, untuk CP 202 (pengerjaan jalur Harmoni-Mangga Besar) mengalami kendala karena sulitnya medan yang dilakukan pengerjaan, waktu pengerjaan terlalu sempit, ditambah kondisi pandemi Covid-19 berkepanjangan.

"Untuk paket ini dilakukan tender dua kali (6 Agustus-4 November 2019 dan 7 Februari-6 Juli 2020), bahkan diperpanjang waktu pengerjaannya jadi 68 bulan, namun kontraktor Jepang tidak ada yang mengajukan penawaran akibat bareng dengan Covid-19 sehingga tak ada sumber daya," kata William.

Kendala selanjutnya, menurut William, terjadi pada paket CP 205, yakni sistem serta elektrik perkeretaapian dan rel. Hal itu terjadi lantaran PT MRT Jakarta menggelar tender untuk paket tersebut pada Februari 2020 hingga 16 Juni 2020.

Namun enam kontraktor yang berminat mengikuti tender akhirnya meminta perpanjangan tenggat tender, bahkan hingga empat kali. Empat perpanjangan tenggat waktu itu adalah 16 Juli 2020 dan 31 Agustus 2020 akibat Covid-19.

Sementara untuk perpanjangan ketiga dan keempat, yakni 17 September 2020 dan 26 Oktober 2020 dikarenakan para peserta tender tidak dapat berkomunikasi dengan Hytera Communication System (berbasis China) karena terbentur US Defense Authority Act (NDAA 2019).

Tapi kemudian tiga peserta lelang kembali meminta perpanjangan tender menjadi 26 Desember 2020. "Permintaan itu membuat jadwal proyek semakin mundur dan tak menentu akhirnya kami minta ketegasan dan hasilnya beberapa peserta lelang menyampaikan konfirmasi minatnya dan menyiapkan proposal lelang 26 Oktober kita lihat nanti," kata William.

Sementara untuk paket CP 206, yaitu pengadaan kereta, William melanjutkan, MRT Jakarta mengalami kendala karena tak ada satu pun kontraktor yang berminat mengikuti tender. Alasan jumlah kereta yang dibutuhkan terlalu sedikit, sementara para kontraktor menyebut mereka banyak proyek lain di pasar domestik Jepang maupun regional Asia.

Akhirnya mereka mengajukan market sounding penggabungan pengadaan untuk proyek MRT fase IIA dan IIB sampai Ancol Barat sehingga jumlahnya 14 rangkaian kereta (enam rangkaian IIA dan sisanya IIB), namun hasilnya masih nihil. William mengatakan, manufaktur dan perusahaan dagang merespon negatif karena semuanya menyatakan tidak tertarik.

Selain itu, ada gap jadwal operasi Fase IIA dan IIB yang begitu jauh, akhirnya minat kontraktor juga masih tidak tertarik Dengan berbagai penundaan ini, hampir bisa dipastikan operasional MRT Fase IIA segmen 2 Harmoni-Kota akan mengalami pergeseran jadwal menjadi pertengahan Agustus 2027, bahkan lebih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement