REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Paris St Germain (PSG) akan berkonsentrasi menghadapi serangan balik Manchester United (MU) dalam laga pembuka Liga Champions musim ini, Rabu (21/10) dini hari WIB. Sekitar 18 bulan lalu, PSG disingkirkan MU dari Liga Champions.
PSG menyianyiakan keunggulan dua gol dari leg pertama dengan kalah 1-3 melawan United dalam babak 16 besar pada 2019. Tetapi tahun ini PSG mencapai final sebelum kalah 0-1 dari Bayern Muenchen Agustus lalu.
Pelatih PSG Thomas Tuchel memperingatkan bahwa pencapaian sebelumnya tidak akan berarti apa-apa di Parc des Princes nanti. "Musim lalu sudah berakhir dan kami kini adalah tim yang berbeda. Tantangan saya adalah menciptakan suasana yang baik dalam skuat yang kompak," kata Tuchel dalam konferensi pers sebelum pertandingan di Grup H itu, Senin (19/10).
United sudah kebobolan 12 gol dalam empat pertandingan Liga Primer Inggris musim ini. MU pun rentan dari trio serang PSG Kylian Mbappe, Neymar, dan Angel Di Maria. Apalagi Tuchel sudah menetapkan prioritas untuk timnya.
"Mereka sudah membuat banyak perubahan dibandingkan dengan tim musim 2018/2019. Mereka mendatangkan pemain baru yang lebih percaya diri dan lebih berpengalaman," kata pelatih asal Jerman itu seperti dikutip Reuters.
Menurut Tuchel, Paul Pogba adalah pemain kunci MU dan salah satu gelandang terbaik di dunia. Kuncinya adalah menghentikan Pogba dan juga menghentikan Bruno Fernandes. "Bruno bermain bersama tiga penyerang yang cepat sekali. Mereka salah satu tim terbaik di Eropa dalam hal serangan dan transisi. Kuncinya adalah menghentikan mereka sebelum memulai serangan balik."
PSG tidak akan mudah melakukan itu karena klub raksasa Pransi itu tak diperkuat gelandang Marco Verratti yang cedera paha dan juga tanpa pemain asal Argentina Leandro Paredes.