Selasa 20 Oct 2020 09:37 WIB

Inggris dan AS Tuduh Rusia Buat Serangan Siber Besar-besaran

Serangan siber Rusia dituding menarget Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
Serangan siber (ilustrasi)
Foto: Digitaltrends.com
Serangan siber (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Inggris dan Amerika Serikat (AS) mengecam apa yang mereka sebut serangkaian serangan siber yang didalangi intelijen militer Rusia. Itu termasuk serangan siber yang bertujuan mengganggu Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo tahun depan.

Inggris dan AS menyebut serangan itu dilakukan oleh badan intelijen militer Rusia (GRU) Unit 744455 atau yang juga dikenal Main Centre for Special Technologies. Dalam dakwaan yang diungkapkan Departemen Kehakiman itu disebutkan enam orang anggota unit memainkan peran penting dalam berbagai serangan yang mereka lancarkan.

Baca Juga

Departemen Kehakiman AS menyebutkan serangan dilakukan terhadap berbagai lembaga dan kegiatan mulai dari terhadap organisasi anti senjata kimia, Organisation for the Prohibition of Chemical Weapons hingga pemilihan umum Prancis 2017. Dakwaan itu mencakup serangan siber selama empat tahun dari tahun 2015 hingga 2019.

Dalam konferensi pers daring, Selasa (20/10), pemerintah AS tidak mengatakan apakah dakwaan itu sengaja diumumkan tepat sebelum pemilihan umum AS sebagai peringatan untuk peretas yang didukung negara lain agar mereka tidak mencoba mengganggu pemilihan Amerika. Pejabat Inggris mengatakan peretas GRU juga menggelar operasi 'pengintaian dunia maya' terhadap penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 yang harusnya digelar tahun ini tapi karena pandemi virus corona ditunda hingga tahun depan.

Pemerintah Inggris menolak memberikan detail spesifik serangan terbaru atau mengatakan apakah serangan-serangan tersebut berhasil atau tidak. Tetapi mereka mengatakan serangan siber itu mengincar penyelenggara, pemasok logistik, dan sponsor Olimpiade.

"Aksi GRU terhadap Olimpiade dan Paralimpiade sinis dan ceroboh, kami mengecam mereka dalam bentuk yang paling keras," kata Menteri Luar Negeri Inggris Dominic Raab.

Asisten Jaksa Agung Departemen Kehakiman AS John Demers juga menolak membahas aktivitas peretasan sekitar Olimpiade 2020. Deputi Direktur FBI David Bowdich mengatakan Rusia adalah musuh yang memiliki kemampuan siber yang tinggi.

"Dan informasi yang diungkapkan dalam dakwaan ini menggambarkan betapa menjalarnya dan destruktifnya aktivitas siber Rusia," kata Bowdich. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement