REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, Mahfud MD, memperingatkan aparat keamanan untuk memperlakukan pengunjuk rasa dengan humanis. Namun, apabila di antara pengunjuk rasa ada yang terbukti mengacau, dia meminta agar aparat keamanan menindak tegas bagi pihak tersebut.
"Kepada aparat keamanan juga supaya memperlakukan demonstran itu dengan humanis penuh persaudaraan karena mereka warga negara kita juga, tapi kepada yang akan mengacau, dan diketahui mengacau dan ada bukti, supaya ditindak tegas," ujar Mahfud dalan video singkat, Selasa (20/10).
Dia menyatakan, para penegak hukum sudah menengarai akan adanya penyusup di antara para demonstran. Penyusup yang ingin mencari korban untuk kemudian ditudingkan kepada aparat keamanan sebagai pelakunya. Karena itu, Mahfud juga mengingatkan para pengunjuk rasa untuk hati-hati akan adanya penyusup di antara mereka.
"Saya ingatkan, bukan tidak mungkin di antara pengunjuk rasa itu ada penyusup yang ingin mencari martir. Mencari korban yang kemudian ditudingkan ke aparat. Ini juga sudah masuk di dalam tengara kami. Di dalam tengara para penegak hukum dan penjaga kamtibmas dalam hal ini kepolisian," kata dia.
Aliansi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) kembali akan turun ke jalan pada Selasa (20/10) hari ini. Aksi unjuk rasa menolak UU Cipta Kerja ini kembali dilakukan karena aspirasi yang mereka sampaikan dalam demonstrasi Jumat (16/10) lalu dinilai tidak digubris Presiden Joko Widodo (Jokowi) selaku pemegang kekuasaan tertinggi.
Sebelumnya, Mahfud telah mempersilakan masyarakat yang hendak menyampaikan pendapat lewat demonstrasi. Namun, dia mengingatkan soal potensi adanya penyusup yang dapat berada di kerumunan massa.
"Kepada para pengunjuk rasa silakan unjuk rasa. Tapi hati-hati jangan sampai ada penyusup yang mengajak Anda bikin ribut atau teman Anda nanti tiba-tiba menjadi korban karena ada penyusup yang ingin menjadi martir," ujar Mahfud lewat keterangannya, Senin (19/10).