Selasa 20 Oct 2020 16:48 WIB

Ajakan Rusuh pada Demo Hari Ini yang Diungkap Polisi

'Buat kawan-kawan ogut jangan lupa bawa oli supaya polisinya jatuh'.

Polisi mengamankan sejumlah remaja yang hendak bergabung dengan massa mahasiswa dan buruh di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (20/10).
Foto: Republika/Febryan A
Polisi mengamankan sejumlah remaja yang hendak bergabung dengan massa mahasiswa dan buruh di sekitar Patung Kuda, Jakarta Pusat, Selasa (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Ali Mansur, Antara

Mabes Polri mengeklaim pihaknya mendapatkan informasi bahwa demonstrasi penolakan Undang-Undang Cipta Kerja (UU Ciptaker) pada hari ini diskenariokan rusuh oleh pihak tak bertanggung jawab. Oleh karena itu, Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Polisi Argo Yuwono meminta agar para demonstran mematuhi aturan yang berlaku.

Baca Juga

"Ada informasi yang kita dapatkan bahwa hari ini juga akan dibuat rusuh," ujar Argo saat konferensi pers di Mapolda Metro Jaya, Selasa (20/10).

Menurut Argo, informasi itu diketahui dari pemeriksaan Subdit Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya terhadap tersangka penggerak dan provokasi pelajar dalam ricuh unjuk rasa tolak Omnibus Law pada 8 dan 13 Oktober 2020. Ajakan berbuat rusuh pada demo hari ini ditemukan polisi usai mengamankan dua orang admin grup Facebook "STM Se-Jabodetabek".

"Ada juga tanggal 20 Oktober 2020 ini, 'Buat kawan-kawan ogut jangan lupa bawa oli supaya polisinya jatuh', ini ajakan untuk hari ini," kata Argo.

Argo pun mengimbau kepada para pengunjuk rasa yang ingin menyampaikan aspirasinya secara damai untuk waspada terhadap penyusup tak bertanggung jawab yang ingin menimbulkan kekacauan.

"Kami menyampaikan kepada masyarakat bahwa harus hati-hati, dan para peserta demo menaati aturan-aturan jangan sampai ditunggangi, jangan sampai disusupi karena ada informasi yang kita dapatkan bahwa hari ini juga akan dibuat rusuh," tambahnya

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengatakan dalam aksi demonstrasi hari ini, pihaknya menurunkan sebanyak 10.587 personel. Namun Polda Metro Jaya juga menyiapkan personil cadangan mengimbangi kekuatan massa unjuk rasa.

"Kami sudah siapkan pengamanan hari ini sekitar 10.587 personel. Ini yang kami siapkan gabungan TNI, polri dan pemerintah daerah tetapi kita cadangan kan sekitar 10 ribu personel TNI-Polri yang memang kami cadangkan di dua titik yang pertama adalah di Monas dan satu ada di gedung DPR RI," jelas Yusri.

Menurut Yusri, meski personel cadangan tapi di-setting di lapangan untuk mengantisipasi baik itu di titik pusat demonstrasi di Patung Kuda, Jakarta Pusat, atau di Gedung DPR RI. Juga ada beberapa di istana negara, sentra-sentra perekonomian yang dilakukan pengamanan. Mengingat titik tersebut dianggap rawan dan harus dilakukan pengamanan.

Tiga pelajar diamankan

Polda Metro Jaya baru-baru ini mengamankan tiga pelajar yang diamankan tersebut berinisial MLAI (16), WH (16) dan SN (17). Ketiganya diamankan polisi di tiga lokasi yang berbeda.

MLAI dan WH diamankan atas perannya sebagai admin grup Facebook "STM Se-Jabodetabek" yang memuat hasutan kepada para pelajar untuk membuat kerusuhan saat berlangsungnya unjuk rasa. Grup Facebook "STM se-Jabodetabek" tersebut diketahui mempunyai sekitar 20 ribu anggota.

Sedangkan, pemuda yang ketiga yang berinisial SN, diamankan atas perannya sebagai admin akun Instagram @panjang.umur.perlawanan yang juga memuat konten hasutan dan provokasi untuk membuat kerusuhan. Ketiganya juga diketahui mengajak para pelajar untuk terlibat dalam demo yang berakhir ricuh pada Kamis (8/10) dan Selasa (13/10).

Grup Facebook tersebut juga kembali mengajak membuat kerusuhan kepada para pengikutnya di media sosial dalam aksi demo pada Selasa (20/10). Secara keseluruhan, Polda Metro Jaya bersama dengan jajaran Polres di wilayah hukumnya mengamankan sebanyak 1.192 orang pada ricuh unjuk rasa menolak Omnibus Law pada 8 Oktober 2020.

Kemudian pada unjuk rasa 13 Oktober 2020 yang kembali ricuh, pihak kepolisian kembali mengamankan 1.377 orang. Setelah dilakukan pemeriksaan dan pendataan diketahui bahwa hampir 80 persen perusuh yang diamankan polisi berstatus pelajar di bawah umur.

Terakhir pada hari ini, polisi menangkap empat remaja di kawasan Tomang Grogol Petamburan, Jakarta Barat. Keempatnya diduga akan berbuat rusuh karena membawa benda-benda berbahaya.

"Mereka kedapatan membawa alat bukan untuk demo, mereka bawa batu dan bom molotov, itu kita amankan," ujar Kapolres Metro Jakarta Barat Komisaris Besar Polisi Audie Latuher di Jalan Gajah Mada, Tamansari Jakarta Barat, Selasa (20/10).

Audie mengatakan, pihaknya tengah mengantisipasi siapa saja yang dicurigai hendak melakukan kerusuhan dalam aksi unjuk rasa menolak UU Ciptaker hari ini. Oleh karenanya, pihaknya menutup Jalan Gajah Mada yang mengarah ke Glodok agar steril dari kerumunan.

"Salah satunya ini (penutupan jalan) makanya kita bisa lebih mudah mengidentifikasi mana massa perusuh, mana massa pedemo. Karena yang masa pedemo pasti ada di lokasi demo, kalau dia masuk ke sini tujuannya apa, ini kan bukan jalan yang dilalui," kata dia.

Sejak pukul 15.00 WIB, penutupan Jalan Gajah Mada hingga perempatan Jalan Ketapang, yang menghubungkan wilayah Jakarta Pusat dan Jakarta Barat ditutup. Kendaraan dari arah Harmoni dan Cideng dialihkan ke arah Gunung Sahari.

Sedangkan, kendaraan dari arah Glodok menuju Harmoni juga diarahkan berbelok ke arah Gunung Sahari. Sementara, kendaraan dari arah Gunung Sahari bisa langsung ke arah Harmoni, namun saat ini kondisi lalu lintas terpantau macet total.

photo
Pelanggaran UU ITE - (republika/mgrol100)

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement