REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Polres Metro Tangerang Kota mengamankan sebanyak 24 pelajar, yang diduga hendak mengikuti aksi unjuk rasa di Jakarta. Puluhan pelajar yang diamankan di daerah Tanah Tinggi dan Neglasari, Kota Tangerang itu, diketahui masih duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).
"Pelajar, sekitar 24 orang. Masih SMP itu," ujar Kabag Ops Polres Metro Tangerang Kota, AKBP Ruslan saat dihubungi, Selasa (20/10).
Ruslan mengatakan, para pelajar itu mencoba mengelabuhi petugas dengan cara bersembunyi di atas truk. Saat diamankan, petugas menemukan ada pelajar yang juga kedapatan membawa batu di dalam tas.
"Bawa batu juga di dalam tasnya. Satu tas kecil. (batunya berukuran) sedang lah," ucapnya.
Puluhan pelajar yang terjaring operasi itu akan didata terlebih dahulu, lantas dikembalikan kepada orang tua mereka masing-masing. Ruslan menegaskan tidak ada sanksi yang diberikan kepada para puluhan pelajar iti, karena belum melakukan suatu tindakan pidana.
"Enggak (di-blacklist), mereka kan hanya bawa. Tindak pidananya kan belum tahu. Ini kita hanya tahan sementara dulu," ujarnya.
Diketahui, Selasa (20/10), sejumlah elemen kembali menggelar aksi unjuk rasa tolak omnibus law UU Cipta Kerja di Jakarta. Selain buruh, aksi tersebut juga diramaikan oleh para mahasiswa yang dikomandoi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Polisi mewanti-wanti, aksi unjuk rasa tersebut turut diikuti oleh para pelajar, sehingga di sejumlah kota penyangga Ibu Kota dilakukan penyekatan terhadap mereka.
Adapun, jumlah personel yang dikerahkan untuk melakukan penyekatan terhadap massa di wilayah Kota Tangerang mencapai hingga 300 personel. Pihak kepolisian masih terus melakukan pengamanan terkait adanya demonstrasi-demonstrasi lanjutan.
"Rencananya (pengamanan ) sampai tanggal 28," ujar Ruslan.