Selasa 20 Oct 2020 18:16 WIB

Lama 'Puasa Bicara' Terawan Muncul ke Publik di HUT Golkar

Kementerian Kesehatan berusaha memprioritaskan alat kesehatan  dalam negeri. 

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Agus Yulianto
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan)
Foto: ANTARA/Puspa Perwitasari
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto kembali berbicara di depan publik, ketikan menjadi narasumber dalam diskusi yang digelar dalam rangka perayaan HUT ke-56 Partai Golkar. Sebelumnya, selama berbulan-bulan masa pandemi Covid-19, dia 'puasa berbicara' ke publik.

Dalam diskusi yang bertema ‘Membangun Riset Kemandirian Sektor Kesehatan Nasional’, Menkes menjelaskan, bahwa Kementerian Kesehatan berusaha memprioritaskan alat kesehatan (alkes) dalam negeri. Ada empat langkah terobosan yang sedang dan akan dilakukan pihaknya.

“Satu, meningkatkan pengawasan implementasi regulasi kewajiban penggunaan alkes dalam negeri,” ujar Terawan dalam diskusi daring yang digelar Partai Golkar, Selasa (20/10).

Dua, berkoordinasi dengan kementerian atau lembaga terkait. Selanjutnya, adanya regulasi yang mengikat fasilitas layanan kesehatan (Fasyankes).

“Empat, melakukan promosi atau pameran produk alkes dalam negeri. Target 30 persen pemanfaatan alkes dalam negeri di fasilitas pemerintah,” ujar Terawan.

Dalam kesimpulannya, dia menyampaikan, bahwa Kemenkes mendorong dan mengembangkan penyelenggaraan riset. Serta pengembangan persediaan farmasi dan alat kesehatan, dalam rangka kemandirian obat dan alkes di masa pandemi Covid-19.

Pembinaan juga telah dilakukan kepada industri dalam negeri. Sehingga, dapat memproduksi inovasi produk diagnostik dan ventilator karya anak bangsa yang memenuhi standar keamanan, mutu, dan manfaat dalam penanganan Covid-19.

“Selain produksi alat kesehatan dalam negeri, juga didorong penggunaan obat tradisional agar masyarakat dapat melakukan upaya promotif dan preventif secara mandiri dan benar,” ujar Terawan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement