REPUBLIKA.CO.ID, BARITO TIMUR -- Pandemi Covid-19 tak menyurutkan langkah petani di Kabupaten Barito Timur, Provinsi Kalimantan Tengah menyongsong Musim Tanam Pertama (MT I) Oktober - Maret (Okmar), dengan menyiapkan menyiapkan persemaian padi, langkah penting memproses benih menjadi bibit siap tanam di lapangan.
Instruksi dan arahan Mentan Syahrul direspons cepat oleh penyuluh di Kabupaten Barito Timur (Bartim), Kalteng mendampingi petani menyiapkan persemaian padi, memproses benih menjadi bibit siap tanam di lapangan. Persemaian padi berlangsung serentak di Barito Timur, termasuk di Kecamatan Paju Epat, wilayah binaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Paju Epat dipimpin langsung oleh Koordinator BPP Paju Epat, Lukmanul Chakim.
"Penyuluh dan petani di Paju Epat berupaya melakukan percepatan tanam padi setelah panen, sehingga musim tanam Okmar yang dimulai Oktober ini dapat dilakukan secara optimal," kata Lukmanul Chakim melalui WAG PPL Bartim. Selasa (20/10).
Menurutnya, persemaian padi merupakan faktor penting sekaligus penentu keberhasilan budidaya padi. Faktor utamanya adalah jenis tanaman, yang tentu harus unggul dan bagus untuk ditanam.
"Penanaman benih ke lapangan bisa secara langsung dan tidak langsung, yang harus disemaikan terlebih dahulu di tempat persemaian, terutama varietas unggul yang tahan hama dan penyakit," kata Lukmanul Chakim.
Hal itu sejalan dengan instruksi dan arahan Mentan Syahrul untuk menjamin ketersediaan beras nasional sebagai pangan pokok strategis secara berkelanjutan, maka persemaian padi merupakan bagian penting dari percepatan tanam MT I.
"Salah satu terobosan yang dilakukan yakni melalui percepatan tanam padi di lahan yang telah dipanen sehingga musim tanam padi pada musim hujan yang dimulai bulan Oktober 2020 ini dapat optimal dilakukan," kata Mentan Syahrul di Jakarta, Jumat (16/10) pada koordinasi virtual dengan petani dan penyuluh di seluruh Indonesia melalui Agriculture War Room (AWR) pusat data pertanian dari Kementerian Pertanian RI.
Mentan Syahrul optimistis stok beras hingga akhir 2020 aman, apabila musim panen kedua bisa mencapai 15 juta ton, maka stok beras bisa tembus 22 juta ton hingga akhir Desember 2020, yang diperkirakan surplus 6 juta ton.
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP Kementan) Dedi Nursyamsi menegaskan komitmen SDM pertanian khususnya penyuluh pertanian, meski di tengah pandemi Covid-19 tetap bekerja keras mendorong, mendampingi dan mengawal petani melakukan percepatan tanam pada musim hujan (MT I) Oktober 2020 hingga Maret 2021.
"Sesuai arahan Mentan Syahrul, kami terus terjun ke lapangan, tidak hanya sekedar memantau sehingga dapat memastikan penyuluh mendampingi dan mengawal petani melakukan pengolahan dan penanaman," kata Dedi.
Sebagaimana diketahui, persemaian padi yang benar dapat memperoleh bibit padi berkualitas, salah satu cara dengan persemaian padi basah, yang dilakukan pada lahan sawah di luar areal yang akan dipanen. Sementara cara persemaian ada dua, sebelum musim hujan pada MT I dan musim kemarau pada MT II.
Persemaian disiapkan 25 hingga 30 hari sebelum musim hujan (MT I) sedangkan persiapan persemaian untuk musim kemarau I (MT II) dilakukan sebelum panen tanaman MT I agar bibit telah siap dan tanam MT II dapat segera dilakukan. Sedangkan persemaian MT I yaitu persemaian yang dibuat di areal pertanaman padi musim sebelumnya menjelang musim panen.
Tempat persemaian padi sebaiknya dalam satu hamparan luas agar mudah pemeliharaannya. Selain itu, persemaian padi harus terkena sinar matahari langsung tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengundang serangga pada malam hari.
Lukmanul Chakim menambahkan, meski masih peralihan dari musim kemarau ke musim hujan, namun pengolahan tetap dilakukan agar bila sudah memasuki musim hujan tinggal proses penanaman bibit padi.