Selasa 20 Oct 2020 19:26 WIB

Indonesia-Jepang Tingkatkan Kerja Sama di Laut Cina Selatan

Jokowi menekankan agar Laut China Selatan menjadi wilayah stabil.

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Teguh Firmansyah
Presiden Jokowi saat menyambut kunjungan PM Jepang Yoshihide Suga di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10).
Foto: Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Pr
Presiden Jokowi saat menyambut kunjungan PM Jepang Yoshihide Suga di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia dan Jepang sepakat meningkatkan kerja sama terkait isu Laut China Selatan yang kini kembali memanas. Hal ini disampaikan Perdana Menteri Jepang Yoshihide Suga saat melakukan pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (20/10) sore ini di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat.

“Sehubungan dengan isu-isu regional termasuk Korea Utara dan Laut Tiongkok Selatan, kami sepakat bahwa Jepang dan Indonesia akan bekerja sama secara erat,” kata PM Suga dalam konferensi pers bersama Presiden Jokowi usai pertemuan bilateral.

Baca Juga

PM Suga mengatakan, kerja sama kedua negara ini diperlukan untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan kawasan berlandaskan kemitraan strategis. Selain itu, dalam kunjungan ini, Jepang juga meminta Indonesia bekerjasama menyelesaikan isu penculikan warga Jepang oleh Korea Utara.

Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan agar Laut China Selatan dapat menjadi kawasan yang damai dan stabil. “Saya juga menggarisbawahi harapan agar Laut Cina Selatan dapat terus menjadi laut yang damai dan stabil,” kata Jokowi.

Jokowi mengatakan, kunjungan PM Jepang Yoshihide Suga ke Indonesia ini menunjukan komitmen bersama untuk terus memperkuat kemitraan strategis antara kedua negara. Presiden juga menekankan pentingnya semangat memperkuat kerja sama di tengah rivalitas kekuatan besar dunia. “Di tengah dunia yang diwarnai ketidakpastian, kunjungan ini menunjukan bahwa kita memilih untuk bekerja s ama dan saling mendukung satu sama lain,”ucapnya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement