REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Angkatan laut India, Jepang, Amerika Serikat (AS), dan Australia akan mengadakan latihan militer gabungan di Laut Arab serta Teluk Benggala pada November mendatang. Latihan tersebut kemungkinan besar akan diprotes China.
Dilaporkan laman Aljazirah, Menteri Pertahanan Australia Linda Reynolds pada Senin (19/10) malam mengatakan latihan itu bertujuan "menunjukkan tekad kolektif untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang terbuka dan makmur". Pernyataannya itu merupakan sebuah singgungan untuk melawan pengaruh serta kekuatan China.
Menurut Kementerian Pertahanan India, latihan angkatan laut gabungan empat negara itu akan berlangsung di Laut Arab dan Teluk Benggala. Wilayah itu telah menjadi hotspot persaingan strategis Indo-China. Beijing diprediksi akan menentang penyelenggaraan latihan tersebut.
Hubungan China dengan empat negara tersebut diketahui tidak terlalu harmonis. Dengan AS, China terlibat ketegangan ekonomi. Washington pun menjadi salah satu pihak yang paling lantang menentang klaim maritim China atas Laut China Selatan.
Belum lama ini, China dan India pun saling bersitegang menyusul terjadinya bentrokan yang melibatkan pasukan kedua negara di wilayah perbatasan Himalaya, tepatnya di Ladakh Timur. Bentrokan pada Juni lalu dilaporkan menyebabkan 20 tentara India tewas. Sementara China disebut memiliki 40 korban jiwa, termasuk seorang komandan.
Hubungan China dan Australia pun tak terlalu harmonis. Beijing pernah melayangkan protes keras kepada Australia karena terus menyerukan penyelidikan independen asal-usul virus corona penyebab Covid-19.
Sementara dengan Jepang, China masih terlibat sengketa maritim di Kepulauan Diaoyu. Jepang turut mengklaim Diaoyu tapi Jepang memberinya nama Senkaku. Hubungan China dan Jepang diprediksi dapat memburuk akibat sengketa klaim kepulauan tersebut.
Beijing telah mencabut larangan penangkapan ikan di wilayah itu. Hal itu dapat memaksa Tokyo bertindak. Senkaku mungkin tak memiliki banyak nilai, tapi perairan sekitarnya secara strategis signifikan dalam hal kontrol jalur laut, sumber daya ikan, cadangan energi yang belum dimanfaatkan, dan imperatif militer.