Selasa 20 Oct 2020 23:18 WIB

Jangan Samakan Pluralisme dan Pluralitas Agama, Ini Bedanya

Islam menghargai pluralitas atau keragaman agama.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Islam menghargai pluralitas atau keragaman agama. Ilustrasi pluralitas agama
Foto: Republika/Mardiah
Islam menghargai pluralitas atau keragaman agama. Ilustrasi pluralitas agama

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Sepintas gagasan pluralisme agama tampak menghadirkan nilai-nilai kemanusiaan yang luhur. Namun, pada dasarnya paham itu bersifat intoleran dan memuat problem metodologis dan epistemologis yang serius.

Menurut Anis Malik Thoha dalam Tren Pluralisme Agama: Tinjauan Kritis, paham tersebut sedikitnya memiliki empat karakteristik, yakni (1) humanisme sekular; (2) teologi global yakni seperti digagas sosiolog Amerika Serikat, Robert N Bellah, agama sipil; (3) sinkretisme; dan (4) filsafat perenial. Muara dari semua itu adalah bahwa ada legitimasi yang sama pada semua agama.

Baca Juga

Tidak ada superioritas satu agama atas agama-agama lain.  Pluralisme agama bukanlah pluralitas agama-agama. Yang pertama itu memuat pandangan yang sepihak bahwa kebenaran setiap agama bersifat relatif.

Sementara, yang kedua semata-mata fakta bahwa di atas muka bumi ini ada beraneka agama dengan masing-masing pemeluknya. Islam menerima fakta keberagaman tersebut sebagai bukti kekuasaan Allah SWT, sebagaimana antara lain dimaksudkan Alquran surat al-Maidah ayat 48: