Selasa 20 Oct 2020 23:26 WIB

Kartika Paparkan Tahapan Pemulihan di BUMN

Wamen BUMN Kartika Wiraatmaja jelaskan pemulihan dilakukan hingga Kuartal II 2021

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo
Foto: Dhemas Reviyanto/ANTARA
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wirjoatmodjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) II Kartika Wiraatmadja memaparkan strategi pemulihan di ekosistem Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pandemi Covid-19 telah membuat sebagian besar kinerja perusahaan pelat merah mengalami perlambatan.

Menurut Kartika, pemulihan di BUMN tidak jauh berbeda dengan tahapan pemulihan ekonomi secara keseluruhan. Hingga paruh pertama tahun depan, Kartika menjelaskan, BUMN masih akan mempertahankan kinerja agar bisa tetap beroperasi. 

"Sampai dengan kuartal kedua 2021, tentunya kita akan lakukan survival dan going concern. Bagaimana agar seluruh perusahaan bisa tetap beroperasi dan tidak terdampak secara permanen akibat Covid-19 dan perlambatan ekonomi," kata Kartika dalam acara Capital Market Summit Expo 2020, Selasa (20/10).  

Di samping itu, Kartika mengungkapkan, BUMN akan melakukan perbaikan dari sisi rantai pasok serta memastikan proses produksi dan layanan jasa bisa berjalan baik dengan biaya yang efisien. Di saat bersamaan, BUMN akan melakukan perbaikan dari sisi tata kelola dan operasional perusahaan.

Sebagai contoh, Kartika menjelaskan, Kementerian BUMN saat ini sedang mempersiapkan Indonesia Financial Group (IFG) sebagai holding asuransi. IFG nantinya memiliki konsep tata kelola asuransi yang cukup baik agar tidak mengulang kesalahan Jiwasraya. 

Setelah itu, dari 2021 ke 2022, BUMN akan lebih fokus melakukan perbaikan portofolio. Langkah ini diharapkan bisa membantu mempersiapkan perusahaan-perusahaan pelat merah untuk mulai bertumbuh dan berkembang lagi setelah Covid-19 berakhir. 

Kartika menambahkan, BUMN juga akan melakukan inovasi-inovasi model baru. Salah satunya yang baru saja dilakukan yaitu menggabungkan atau merger bank BUMN syariah. BUMN juga sedang menyusun holding aviasi dan pariwisata untuk menciptakan sumber wisata baru setelah Covid-19.

Di sisi lain, lanjut Kartika, Kementerian BUMN akan membuka ekosistem BUMN kepada partisipasi swasta. Hal ini memungkinkan BUMN bekerja sama dengan pihak swasta termasuk dalam sektor yang membutuhkan investasi tinggi. 

"Walaupun dalam kondisi menantang, program-progr baru akan terus kita kerjakan," pungkasnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement