REPUBLIKA.CO.ID, Anwar Ibrahim telah bertemu dengan Raja Malaysia dan menyerahkan jumlah anggota parlemen yang mendukungnya jadi perdana menteri. Kendati demikian, lawan politik Anwar meragukan klaim Anwar Ibrahim. Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) ini pun dilaporkan ke kepolisian menyusul bocornya data anggota dewan yang mendukungnya ke publik, namun belum terkonfirmasi.
Berikut, perseteruan baru dalam politik Malaysia yang bermula dari pengakuan Anwar Ibrahim.
23 September 2020: Lewat keterangan pers Anwar Ibrahim mengaku memperoleh dukungan kuat mayoritas parlemen untuk bentuk pemerintahan baru Malaysia.
25 September: Anwar belum bisa temui Raja Malaysia Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah Sultan Ahmad Shah karena Raja masih harus menjalani perawatan di rumah sakit.
29 September: Menteri Besar Datuk Seri Aminuddin Harun mengatakan Presiden Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim memiliki cukup dukungan dari parlemen untuk menjadi perdana menteri Malaysia.
12 Oktober: Polisi berencana memanggil Anwar, namun tertunda. Pemanggilan terkait bocornya daftar 121 anggota parlemen mendukung Anwar di media sosial.
13 Oktober: Anwar Ibrahim temui Raja Malaysia. Namun jubir Istana mengatakan, Anwar hanya memberikan jumlah nama anggota parlemen, bukan nama-nama mereka.
14 Oktober: Anggota Pemuda Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PBM) melaporkan Anwar Ibrahim ke polisi karena dianggap menghina raja.
16 Oktober: Polisi Malaysia memeriksa Anwar Ibrahim.
16 Oktober: Mahathir Mohamad ragukan klaim Anwar Ibrahim. Mahathir sebut Anwar sudah tiga kali buat pengakuan.
Sumber: Reuters/the Star