REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Di antara akhlak qurani dan budi pekerti Nabi SAW yang diwarisi al-Hasan dan al-Husain, sebagaimana tampak pada diri para sahabat lainnya, merupakan sifat dermawan, murah hati, dan ringan tangan untuk berinfak di jalan Allah. Bahkan kedermawanan kedua cucu Nabi itu menjadi contoh bagi kemurahan hati dan panutan bagi para pemimpin umat ini.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Simaklah penuturan Muhammad bin Sirin berikut, "Terkadang, al-Hasan bin Ali memberi seseorang hadiah sebanyak seratus ribu dirham", Tahdzibul Kamal.
Sa'id bin Abdul Aziz mengisahkan, "Suatu ketika al-Hasan mendengar seseorang berdoa kepada Allah agar diberi ribuan dirham, tepat di sampingnya. Mendengar permohonan ini, ia bergegas pulang lalu menyuruh seseorang untuk memberikan uang sebanyak itu untuk orang tersebut" Siyar A'lamin Nubala.
Para ahli sejarah meriwayatkan, Suatu hari al-Hasan melihat seorang budak sedang makan roti di salah satu kebun di kota Madinah. Apabila dia memakan sesuap roti, maka suapan berikutnya dia berikan kepada seekor anjing. Al-Hasan menghampiri budak tersebut dan bertanya, "Mengapa kamu lakukan itu?"
"Aku malu jika makan sendirian, tanpa berbagi dengannya," jawabnya.
Mendengar jawaban itu, al-Hasan berkata, "Tetaplah di sini sampai aku kembali". Al-Hasan kemudian menemui pemilik budak tersebut, lalu membeli si budak berikut kebun tempatnya berada ketika itu.
Selanjutnya, al-Hasan memerdekakan dan memberikan kebun itu kepadanya. Budak tersebut berkata kepada al-Hasan, "Tuanku, kebun ini sudah aku wakafkan untuk keperluan di jalan Allah yang karena-Nya Anda telah memerdekakanku" Al-Bidayah wan Nihayah.
Abu Harun al-Abdi mengisahkan, "Ketika berangkat untuk menunaikan haji, kami singgah di Madinah dan bertamu ke rumah al-Hasan bin Ali. Kepadanya, kami menceritakan kondisi perjalanan dan keseharian kami. Setelah kami meninggalkan rumahnya, al-Hasan mengutus seseorang untuk memberikan empat ratus dirham kepada masing-masing dari kami. Maka kami kembali ke rumahnya, dan kami sampaikan kondisi kehidupan kami cukup baik." Namun al-Hasan berkata, "Jangan kalian kembalikan pemberianku itu. Seandainya kondisiku tidak seperti sekarang niscaya uang tersebut nilainya hanya sedikit bagimu. Aku hanya ingin membekali kalian. Sungguh, Allah akan membanggakan hamba-hamba-Nya di hadapan para Malaikat-Nya pada hari Arafah", Siyar A'laamin Nubala.
Kisah yang dipaparkan di atas hanyalah sedikit dari keluasan kemurahan hati al-Hasan. Hal ini karena kedermawanannya sudah menjadi rahasia umum.