Rabu 21 Oct 2020 08:14 WIB

Prancis Tutup Masjid Terkait Pemenggalan Guru

Masjid ditutup Prancis terkait pemenggalan guru.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
 Prancis Tutup Masjid Terkait Pemenggalan Guru. Foto:)   Kepolisian Prancis berjaga saat Presiden Prancis Emmanuel Macron meninggalKan sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, 30 km dari Paris, Jumat (16/10) waktu Prancis, setelah seorang guru disebut dipenggal oleh seseorang yang telah ditembak mati polisi.
Foto: EPA
Prancis Tutup Masjid Terkait Pemenggalan Guru. Foto:) Kepolisian Prancis berjaga saat Presiden Prancis Emmanuel Macron meninggalKan sekolah menengah di Conflans Saint-Honorine, 30 km dari Paris, Jumat (16/10) waktu Prancis, setelah seorang guru disebut dipenggal oleh seseorang yang telah ditembak mati polisi.

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Pihak berwenang Prancis mengatakan, akan menutup sebuah masjid di Paris karena diduga terlibat dalam aksi pemenggalan kepala Samuel Paty. Masjid tersebut ditutup karena diduga melahirkan radikalisme yang telah menghasilkan lebih dari selusin penangkapan, menyusul pemenggalan kepala Paty, seorang guru yang telah menunjukkan kartun Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.

Dilansir dari Arab News, Rabu (21/10), masjid tersebut berada di pinggiran kota, sebuah kawasan padat penduduk di Paris. Menurut sebuah sumber yang dekat dengan penyelidikan, beberapa hari sebelum pembunuhan mengerikan itu terjadi, laman Facebook masjid tersebut mengunggah kecaman terhadap terhadap aksi seorang guru tersebut.

Baca Juga

Sebelum peristiwa tragis menimpanya, Samuel Paty memberikan materi diskusi di kelasnya tentang kebebasan berekspresi dengan menunjukkan gambar kartun Nabi Muhammad.

Kementerian Dalam Negeri Prancis, Gerald Dermanin mengatakan masjid di Pantin memiliki 1.500 jamaah. Masjid tersebut akan ditutup selama enam bulan, dimulai pada Rabu malam ini.

Gerald Darmanin bersumpah bahwa, pihaknya tidak akan kendur sedikitpun terhadap musuh-musuh Republik. Perintah penutupan dilakukan setelah polisi melakukan serangkaian penggerebekan di Paris untuk menangkap jaringan radical. .

Paty (47 tahun) diserang dalam perjalanan pulang dari sekolah menengah pertama tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine, 40 kilometer (25 mil) barat laut ibu kota.

Foto korban dan pesan yang mengakui pembunuhannya ditemukan di ponsel Chechen Abdullakh Anzorov (18 tahun). Anzorov juga memposting gambar tubuh tanpa kepala itu di Twitter. Anzorov telah ditembak mati oleh polisi.

Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer mengatakan pada Selasa (20/10) bahwa, Paty secara anumerta akan dianugerahi penghargaan tertinggi Prancis, Legiun Kehormatan, karena menjadi martir karena profesinya.

Pembunuhan itu didahului oleh kampanye online yang sengit melawan Paty dan pihak sekolah, yang dipimpin oleh ayah dari seorang siswi. Pihak sekolah mengatakan Paty telah memberi siswa Muslim pilihan untuk meninggalkan kelas.

Ayah siswi yang memposting video yang dibagikan oleh masjid Pantin adalah di antara 15 orang yang ditangkap setelah pembunuhan. Termasuk empat anggota keluarga Anzorov yang juga turut diamankan.

Darmanin menuding ayah dan kelompok radikal tersebut telah mengeluarkan fatwa terhadap guru itu. Kepala masjid Pantin, M'hammed Henniche, mengatakan bahwa dia telah membagikan video tersebut bukan untuk memvalidasi keluhan tentang kartun tersebut, tetapi karena takut bahwa anak-anak Muslim diasingkan di kelas.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement