REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan pada Selasa bahwa 'Kolektif Cheikh Yassine' akan dibubarkan karena terlibat langsung dalam serangan teror terhadap guru Samuel Paty. Ia juga mengatakan bahwa tindakan lebih lanjut terhadap Islam radikal akan diambil selama beberapa hari ke depan.
Berbicara dengan wartawan dari Bobigny, pinggiran timur laut Paris, setelah pertemuan tentang bagaimana memerangi terorisme Islam, Macron mengatakan bahwa selama tiga tahun terakhir ratusan organisasi telah ditutup oleh pihak berwenang.
"Keputusan jenis ini terhadap asosiasi, kelompok individu, akan menyusul dalam beberapa hari dan pekan mendatang," kata Macron dilansir dari Shafaq, Rabu (21/10).
Ia mengatakan, Kolektif Cheikh Hassine sebuah organisasi pro-Palestina yang terlibat langsung dalam serangan teror terhadap guru itu akan dibubarkan pada Rabu.
Paty (47 tahun) seorang guru sejarah dan geografi, dipenggal pada Jumat di dekat sekolah tempat dia mengajar di Conflans-Sainte-Honorine. Sekitar 25 kilometer barat laut Paris.
Guru itu telah menunjukkan karikatur Nabi Muhammad di kelas selama pelajaran tentang kebebasan berbicara yang membuat marah beberapa siswa Muslim.
Pembunuhannya telah memicu emosi yang dalam di Prancis di mana sekolah dipandang sebagai vektor utama untuk menanamkan nilai-nilai sekuler Republik kepada setiap warga negara.
Sumber: