REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Surat kabar Pemerintah China mengatakan India memulangkan seorang tentara Negeri Tirai Bambu yang tersesat di perbatasan de facto kedua negara di barat Himalaya. Wilayah yang menjadi titik gesekan dua raksasa Asia.
Pada Rabu (21/10) Aljazirah melaporkan surat kabar China menulis tentara tersebut pulangkan pada pagi ini. Pemimpin redaksi tabloid pro-pemerintah China, Global Times, Hu Xijin juga mengonfirmasi tentara itu sudah pulang.
"Membawa pesan optimistis pada ketegangan di perbatasan China-India, diharapkan kerja sama ini dapat menumbuhkan sikap saling percaya antara kedua negara," kata Hu.
Sejak bentrokan di perbatasan pada bulan Juni lalu. India dan China mengerahkan puluhan ribu untuk menjaga perbatasan masing-masing.
Dua negara berkekuatan nuklir itu berselisih mengenai perbatasan di wilayah Ladakh, tempat di mana pasukan kedua negara saling membunuh dengan pertarungan tangan kosong yang menewaskan 20 tentara India.
Gesekan itu juga memicu tembakan peringatan pertama setelah puluhan tahun. Dalam perkelahian tersebut kabarnya juga ada korban tewas di pihak China, tapi Beijing tidak mengumumkannya.
Pada Senin (19/10) lalu India mengumumkan telah 'menangkap' seorang tentara China yang diidentifikasi sebagai Wang Ya Long. India mengatakan akan membebaskannya setelah menyelesaikan urusan formalitas.
Senin malam Kementerian Pertahanan China mengatakan tentara tersebut hilang setelah membantu penggembala mengumpulkan yak. Dalam pernyataan tersebut China juga meminta India segera membebaskan tentara tersesat itu untuk 'menjaga perdamaian dan ketenangan' di perbatasan.
Sejak bentrokan Juni lalu, India dan Cina mengerahkan puluhan ribu tentara yang didukung artileri, tank dan jet tempur. Walaupun kedua belah pihak sudah menggelar pertemuan tingkat tinggi beberapa kali.
Pengamat mengatakan kedua belah pihak menunggu pertempuran di musim dingin yang sulit. Ketegangan ini juga terasa di masyarakat sipil.
Sejumlah nasionalis India memboikot barang-barang Cina. New Delhi juga telah menutup media sosial dan aplikasi Beijing.
India juga memperkuat hubungan kerja sama keamanan dengan negara yang juga khawatir dengan berkembangnya kekuatan militer Cina. Pada Selasa (20/10) kemarin untuk pertama kalinya Australia mengumumkan bergabung dengan Jepang, India dan Amerika Serikat (AS) dalam latihan militer di Samudra Hindia.