Rabu 21 Oct 2020 17:06 WIB

Dampak La Nina, Hujan di Indonesia Lebih Banyak 

La Lina dapat berlangsung dua bulan hingga yang paling lama 2 tahun. 

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ratna Puspita
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Bandung mengatakan dampak La Nina atau anomali suhu di Indonesia dan khususnya di Bandung membuat curah hujan semakin meningkat pada awal musim hujan. [Foto Ilustrasi Hujan]
Foto: ABC News
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Bandung mengatakan dampak La Nina atau anomali suhu di Indonesia dan khususnya di Bandung membuat curah hujan semakin meningkat pada awal musim hujan. [Foto Ilustrasi Hujan]

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Bandung mengatakan dampak La Nina atau anomali suhu di Indonesia dan khususnya di Bandung membuat curah hujan semakin meningkat pada awal musim hujan. Kondisi La Lina dapat berlangsung dua bulan hingga yang paling lama 2 tahun. 

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan dampak La Nina, yakni terjadi peningkatan akumulasi curah hujan lebih dari 300 mm per bulan yang terjadi di Pesisir Barat Sumatera. Peningkatan juga terjadi di wilayah sekitar pegunungan bukit barisan, Kalimantan bagian Utara dan Barat dan sebagian Papua.

Baca Juga

"La Nina menambah curah hujan secara signifikan pada Oktober-November pada awal musim hujan," ujarnya melalui keterangan pers yang diterima, Rabu (21/10).

Ia mengungkapkan, La Nina menguatkan curah hujan pada Oktober di sebagian wilayah Indonesia, kecuali sebagian Sumatera dan Kalimantan. Pada November, menurutnya, giliran di sebagian wilayah terutama Indonesia bagian Tengah, Timur, dan Selatan. 

Tony mengatakan La Nina menguatkan curah hujan pada bulan Desember di sebagian wilayah terutama di Indonesia Timur dan Selatan. "Dampak La Nina pada bulan September, Oktober, November signifikan di wilayah Selatan, Tengah dan Timur," katanya.

Selanjutnya, pada bulan Desember, Januari, Februari signifikan di wilayah Tengah dan Utara.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement