REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Eksekutif Muslim di Belgia (EMB) mengutuk keras pembunuhan Samuel Paty, seorang guru sejarah dan geografi yang dibunuh di Prancis, Jumat lalu.
Paty dipenggal di komune Conflans-Sainte-Honorine di wilayah Paris oleh seorang remaja berusia 18 tahun, setelah memperlihatkan kartun Nabi Muhammad di kelasnya.
Dilansir di The Brussels Times, Selasa (20/10), dalam sebuah pernyataan, Eksekutif Muslim mengatakan sangat ngeri dengan kejahatan itu. Mereka mendesak semua Muslim melawan mereka yang menyalahgunakan Islam dan menyebarkan ide-ide ekstremis dan radikal.
Badan perwakilan agama Muslim di Belgia juga ingin menyampaikan dukungan terdalamnya kepada dunia pengajaran dan untuk menegaskan kembali keterikatannya pada nilai-nilai universal seperti kebebasan berekspresi.
Imam Masjid Drancy di pinggiran Paris, Hassen Chalghoumi memperingatkan terhadap ekstremis dan meminta orang tua tidak memupuk kebencian terhadap Prancis. Chalghoumi ditemani para pemimpin Muslim lain, meletakkan bunga di luar sekolah pinggiran kota Conflans-Sainte-Honorine.
“(Guru itu) adalah seorang martir untuk kebebasan berekspresi dan orang bijak yang telah mengajarkan toleransi, peradaban, dan rasa hormat kepada orang lain,” kata Chalghoumi yang juga sebagai ketua Konferensi Imam Prancis.