REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Film terbaru aktor kawakan Robert De Niro, The War with Grandpa, melibatkan remaja berusia 15 tahun sebagai produser eksekutif. Bahkan, sinema tersebut bisa ada karena ide yang dicetuskan remaja bernama Tre Peart itu.
The War with Grandpa diadaptasi dari buku berjudul sama karya novelis Robert Kimmel Smith. Tre membaca buku terbitan 1984 itu saat duduk di kelas tiga sekolah dasar. Dia sangat menyukai ceritanya dan bertanya kepada orang tuanya tentang versi film dari buku tersebut.
Tre dan kedua orang tuanya, Marvin Peart dan Rosa Peart, cukup kecewa karena belum ada satupun sinema yang mengusung cerita itu. Mereka langsung mengeksekusi cerita ke layar lebar, di mana Tre memilih Robert De Niro sebagai tokoh kakek yang ikonik.
Sebagai informasi, Marvin Peart adalah CEO dari rumah produksi Brookdale Studios sekaligus chief business officer dan salah satu mitra pendiri dari 101 Studios. Sang istri, Rosa, merupakan salah satu pendiri perusahaan Marro Media Company.
Tidak heran jika Tre bisa terlibat sebagai produser eksekutif di usia yang terbilang masih sangat muda. Namun, bukan cuma karena permintaan orang tua, sebab dialah yang pertama kali memulai gagasan untuk mengadaptasi cerita The War with Grandpa.
Film telah tayang di sejumlah bioskop Amerika Serikat sejak awal Oktober 2020. Sinema bergenre komedi yang ditujukan bagi penonton keluarga itu masuk ke jajaran box office dengan pendapatan pekan pertama sebesar 3,6 juta dolar AS (sekitar Rp 52,74 miliar).
Tokoh utama dalam film arahan sutradara Tim Hill ini adalah Ed (De Niro), seorang kakek yang ada di akhir masa kehidupannya yang independen. Dia harus pindah ke rumah anak perempuannya, Sally (Uma Thurman) yang tinggal bersama suami dan tiga anak.
Ketegangan muncul ketika Sally memberikan kamar putranya, Peter (Oakes Fegley), untuk menjadi kamar Ed. Peter tidak ingin menyerahkan ruangannya begitu saja kepada sang kakek, dan dimulailah 'perang' antara mereka, dikutip dari laman People, Rabu (21/10).