REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tidur yang cukup dibutuhkan setiap manusia demi menunjang kesehatan. Sayangnya, hal itu sulit dilakukan bagi sebagian orang. Padahal bahaya kurang tidur tidak main-main karena berpengaruh terhadap kesehatan.
Direktur Pusat Penelitian Gangguan Tidur AS, Michael Twery, PhD, mengatakan, sesroang tidak perlu khawatir bila sesekali begadang. Namun, hal yang membuatnya menjadi berbahaya adalah ketika kurang tidur dilakukan secara terus menerus
"Kurang tidur satu malam bukanlah masalah besar, tubuh kita selalu bisa menyeimbangkan, hanya saja bahaya bila dilakukan secara terus menerus," ujarnya seperti dilansir dari laman Livestrong, Rabu (21/10),
Berikut enam risiko kesehatan yang akan muncul bila seseorang kekurangan tidur secara terus menerus.
Kegemukan
Sebuah tinjauan pada Oktober 2018 di BMJ Open Sport & Exercise Medicine menemukan bahwa orang yang sering kekurangan tidur selama tujuh jam sehari lebih cenderung mudah gemuk. Para peneliti juga menemukan bahwa terlalu sedikit tidur meningkatkan kadar hormon ghrelin, yang merangsang nafsu makan.
"Ketika tidak cukup tidur maka tubuh mengurangi pelepasan leptin atau hormon yang membantu menekan nafsu makan dan mendorong tubuh untuk menggunakan energi," kata Spesialis Tidur, Michael Breus, PhD, penulis The Power of When.
Diabetes
Sebuah studi pada November 2016 di Oman Medical Journal, menemukan hubungan antara kurang tidur dan diabetes tipe 2. Orang paruh baya dan orang tua yang kurang tidur dua kali lebih mungkin didiagnosis dengan diabetes tipe 2 daripada orang yang cukup istirahat.
Hal itu terjadi karena tidur membantu mengatur glukosa dan metabolisme. Kurang tidur juga menyebabkan lonjakan kortisol yang bisa membuat sel lebih resisten terhadap insulin.
Sakit jantung
Menurut sebuah studi Januari 2019 di Journal of the American College of Cardiology, kurang tidur berkontribusi pada aterosklerosis atau penumpukan plak di dalam arteri. Hal ini dapat membatasi aliran darah dan menyebabkan penyakit jantung.
Sementara itu, sebuah studi pada Juli 2020 di Psychosomatic Medicine menemukan bahwa orang yang menghabiskan sedikit waktu di alam mimpi juga memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Seiring waktu, hal ini menyebabkan lebih banyak plak yang menghalangi arteri koroner.
Daya tahan tubuh menurun
Dalam sebuah penelitian di bulan September 2015, orang yang tidur enam jam semalam atau kurang empat kali lebih mungkin terkena flu. Faktanya, para peneliti menetapkan bahwa tidur adalah satu-satunya prediktor penyakit terbesar yang berpengaruh daripada usia, tingkat stres, ras, pendidikan, atau pendapatan.
Fungsi kognitif berkurang
Menurut Division of Sleep Medicine di Harvard Medical School, dalam jangka pendek, kurang tidur merusak kemampuan seseorang untuk fokus, menyimpan informasi, dan mensintesis ide-ide baru. Bahkan, lebih mungkin melakukan kesalahan.
Ketika tidur kurang dari enam jam, waktu reaksi melambat hingga 30 persen dan semakin buruk secara eksponensial. Hal ini karena otak mengalami proses pengisian ulang saat kehabisan tenaga.
Kemurungan
Mengedipkan mata selama 40 kali dapat menyebabkan iritabilitas dan kecemasan. Kurang tidur juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial dan keluarga Anda.
Ketika kita kurang tidur, maka korteks atau bagian otak yang berpikir, tidak cukup istirahat. Hal ini menyulitkan mengontrol bagian otak yang lebih primitif.