Kamis 22 Oct 2020 05:55 WIB

Islamnya Pendeta Yahudi Usai Telaah Taurat Era Rasulullah

Sang pendeta Yahudi menemukan tanda kerasulan Muhammad SAW.

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
Sang pendeta Yahudi menemukan tanda kerasulan Muhammad SAW. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: MgIt03
Sang pendeta Yahudi menemukan tanda kerasulan Muhammad SAW. Ilustrasi Sahabat Nabi

REPUBLIKA.CO.ID, Perkenalan Abdullah bin Salam dengan Islam justru berawal dari kepakarannya terhadap Taurat, kitab suci umat Yahudi. Kitab-kitab suci terdahulu telah mengabarkan ihwal kedatangan Ahmad (Nabi Muhammad SAW) sebagai utusan Allah bagi seluruh umat manusia di akhir zaman.

Di antaranya adalah Taurat yang diperuntukkan bagi kaum Yahudi. Dalam masa kehidupan Nabi Muhammad, kaum Yahudi tidak lantas menerima risalah Islam. Bahkan, tidak jarang musuh umat Islam saat itu berasal dari kalangan Yahudi, baik di Makkah maupun Madinah.

Namun, tidak semua Yahudi memusuhi Islam. Salah satunya adalah Husen bin Salam. Sebelum memeluk Islam, demikian dinarasikan dalam 101 Sahabat Nabi karya H Andi Bastoni, Husen bin Salam merupakan seorang kepala pendeta Yahudi di Yastrib (Madinah).

Sebagai seorang tokoh penting, masyarakat Yastrib menghormati Husen bin Salam. Sosok tersebut juga dikenal luas sebagai pribadi yang baik, cerdas, dan jujur.

Di kuilnya, Husen banyak menghabiskan hari dengan mendaras dan mempelajari Taurat. Baginya, tidak ada yang lebih bernilai selain waktu. Bahkan, rutinitas kesehariannya dipilah menjadi tiga bagian.

Sepertiganya untuk beribadah di kuil. Sepertiga lainnya untuk beristirahat dengan cara berkebun. Adapun sisanya untuk mengajarkan Taurat kepada umat Yahudi.

Sebagai pakar Taurat, Husen bin Salam sangat memahami maksud pencatuman nama Ahmad dalam kitab suci tersebut. Dia begitu mengharapkan kesempatan dapat bertemu langsung dan mengimani risalah Sang Nabi akhir zaman itu.

Setiap kali menemukan ayat Taurat yang mengabarkan kedatangan Ahmad, Husen sering merenungkannya dan membacanya berulang kali. Ia telah mempelajari bahwa sosok Ahmad berasal dari kalangan Arab yang kelak akan datang ke Yastrib. Husen semakin giat mempelajari ciri-ciri sosok nabi bagi sekalian umat manusia itu.

Sampailah kabar mengenai seorang tokoh Arab dari Makkah yang akan berhijrah ke Yastrib. Dengan cermat, Husen mencocokkan ciri-ciri laki-laki tersebut dengan apa-apa yang telah dipelajarinya mengenai Ahmad.

Hatinya begitu gembira ketika mengetahui bahwa sosok yang berhijrah ke kotanya itu tidak lain adalah Ahmad atau Nabi Muhammad. Husen selalu berdoa kepada Allah agar memanjangkan umurnya sehingga dapat berjumpa dengan Rasulullah.

Akan tetapi, Husen bin Salam sempat merahasiakan kepada kaumnya keterangan bahwa sosok yang berhijrah itu merupakan pembawa risalah sebagaimana yang telah disebutkan Taurat.

Sebab, sebagian besar kaum Yahudi di Yastrib tidak senang dengan fakta bahwa nabi mulia pilihan Allah itu berasal dari bangsa Arab, alih-alih Bani Israel. Bagaimanapun, Husen tetap bertekad untuk mengimani Nabi Muhammad dan risalah yang dibawanya walaupun kaumnya sendiri menolak.

 

sumber : Harian Republika
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement