Kamis 22 Oct 2020 06:08 WIB

Maskapai Diharapkan Antisipasi Libur Panjang Akhir Oktober

Maskapai diminta menambah frekuensi penerbangan untuk kurangi penumpukan penumpang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolandha
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) didampingi Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) berbincang dengan seorang calon penumpang saat melakukan sidak penerapan protokol kesehatan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta dan Banten di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (18/9/2020). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan maskapai dapat mengantisipasi libur panjang pada akhir Oktober 2020 saat pandemi Covid-19.
Foto: MUHAMMAD IQBAL/ANTARA
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi (tengah) didampingi Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin (kiri) berbincang dengan seorang calon penumpang saat melakukan sidak penerapan protokol kesehatan di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) DKI Jakarta dan Banten di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Jumat (18/9/2020). Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan maskapai dapat mengantisipasi libur panjang pada akhir Oktober 2020 saat pandemi Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengharapkan maskapai dapat mengantisipasi libur panjang pada akhir Oktober 2020 saat pandemi Covid-19. Budi menuturkan, biasanya maskapai akan menambah frekuensi penerbangan. 

“Tidak perlu dikhawatirkan, menambah rute dan frekuensi justru membuat penumpukan penumpang di satu pesawat tidak terjadi,” kata Budi dalam diskusi virtual bersama BNPB, Rabu (21/10).

Baca Juga

Dengan menambah rute dan frekuensi penerbangan, Budi menilai akan memberikan rasa aman bagi masyarakat. Untuk itu, Budi memastikan Kemenhub masih terus berkoordinasi dengan maskapai untuk operasional saat libur panjang akhir Oktober 2020. 

“Kami koordinasi intens dengan maskapai apa yang dilakukan baik saat berangkat, di dalam pesawat, itu seharusnya melakukan protokol kesehatan dengan baik,” jelas Budi. 

Budi menuturkan, dalam transportasi udara juga memberikan pelindung wajah pada penumpang secara gratis. Dia menilai hal tersebut dapat menambah proteksi dan menghindari penularan Covid-19. 

“Pentingjangan berbincang, kadang kita buka masker, tentu menjadikan suatu suasana kurang kondusif,” ujar Budi. 

Terlebih, Budi memastikan kondisi di dalam pesawat juga terbilang aman dan nyaman dengan adanya teknologi HEPA. Hanya saja, Budi menegaskan, penumpang juga diharapkan tidak banyak berbincang serta makan dan minum. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement