Kamis 22 Oct 2020 07:25 WIB

Saudara Kembar yang Kembali Bertemu Setelah Puluhan Tahun

Kerusuhan di Ambon membuat keduanya terpisah. 

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Dua saudara kembar, Trena Mustika (24 tahun) dan Treni Fitriyana (24), kembali bertemu setelah puluhan tahun terpisah, Kamis (22/10).
Foto: Bayu Adji P/Republika
Dua saudara kembar, Trena Mustika (24 tahun) dan Treni Fitriyana (24), kembali bertemu setelah puluhan tahun terpisah, Kamis (22/10).

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dua saudara kembar, Trena Mustika (24 tahun) dan Treni Fitriyana (24), kembali bertemu setelah puluhan tahun terpisah, Kamis (22/10) sekira pukul 04.30 WIB. Tangis haru mewarnai momen pertemuan mereka di Stasiun Tasikmalaya pagi itu.

Penyambutan memang sengaja dilakukan kepada Treni yang datang Blitar, Jawa Timur, menggunakan Kereta Api (KA) Kahuripan. Seluruh anggota keluarga ikut datang menyambut kedatangan Treni yang selama ini tak jelas kabarnya.

"Saya nahan-nahan gak nangis, akhirnya nangis juga," kata Treni setelah bertemu keluarganya. 

Rasa haru dan bahagia Treni semakin memuncak setelah bertemu saudara kembarnya, Trena. Ia tak menyangka saudara kembarnya itu ikut menyambut di Stasiun Tasikmalaya. Padahal, sebelumnya Trena berkabar akan menunggu di rumah

"Saya kaget, masuk mobil tahu-tahu ada Trena," kata dia. 

Kisah pertemuan Trena dan Treni berawal dari media sosial (medsos) Tik Tok. Ketika itu, Treni mengunggah sebuah video tentang dirinya. Namun, tetangga Trena di Tasikmalaya mengira video itu merupakan buatan Trena. 

Trena yang tak tahu-menahu mengenai video itu pun sempat bingung. Sebab, ia tak pernah mengunggah video seperti itu. Namun, sosok di dalam video tersebut sangat mirip dengan dirinya.

Dari hal itu, Trena dan Treni mulai mencari tahu satu sama lain. Trena bahkan menghubungi Treni yang berada di Jawa Timur. Hingga akhirnya, mereka berdua meyakini terikat dalam satu hubungan saudara.

Trena dan Treni lahir di Maluku, 24 tahun silam. Karena urusan kepercayaan dan hal lainnya, mereka berdua dipisahkan. Trena diasuh oleh keluarga aslinya, sementara Treni diasuh oleh keluarga transmigran dari Jawa.

Namun, kerusuhan di Ambon membuat keduanya terpisah. Treni lebih dulu dibawa oleh pengasuhnya untuk tinggal di Jawa Timur pada 1996. Sementara Trena dibawa oleh kedua orang tuanya kembali ke kampung halaman di Tasikmalaya pada 1999.  

Sejak saat itu, keduanya putus komunikasi. Pihak keluarga sempat mencari satu sama lain, tapi tak juga membuahkan hasil. Setelah puluhan tahun berlalu, baru keduanya kembali dipertemukan. 

Kini, Trena dan Treni sama-sama tak kuasa menahan air matanya. Mereka terus berpelukan di dalam mobil dengan tangisan yang terus bercucuran.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement