Kamis 22 Oct 2020 09:50 WIB

Sampai di Tasikmalaya, Trena dan Treni Ziarahi Makam Ibunya

Ibu kandung mereka telah meninggal dua tahun silam.

Rep: Bayu Adji P / Red: Agus Yulianto
Dua saudara kembar, Trena Mustika (24 tahun) dan Treni Fitriyana (24) ziarahi makam ibunya.
Foto: Bayu Adji P/Republika
Dua saudara kembar, Trena Mustika (24 tahun) dan Treni Fitriyana (24) ziarahi makam ibunya.

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Dua saudara kembar, Trena Mustika (24 tahun) dan Treni Fitriyana (24) kembali bertemu setelah berpisah lebih dari 20 tahun. Dua perempuan kini masing-masing telah memiliki dua anak itu kini dapat berkumpul bersama kaluarga besarnya. 

Namun, Enok Rohaenah, ibu kandung mereka tak lagi bisa menyaksikan kedua anak kembarnya itu kembali berkumpul. Hanya Enceng Dedi (59), orang tua kandungnya yang terpisah. Ibu kandung mereka telah meninggal dua tahun silam.

Karenanya, dalam momen pertemuan itu, hal pertama yang dilakukan dua saudara kembar itu adalah berziarah ke makam almarhumah kedua ibunya. Setelah melepas rindu, mereka bersama keluarga besarnya mengunjungi makam almarhun ibunya yang tak jauh dari rumah, di Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang.

Enceng mengatakan, almarhum istrinya selalu meyakini bahwa Treni masih hidup. Meski tak pernah lagi bertemu sejak bayi dengan Treni, keyakinan untuk saudara kembar dapat kembali bertemu itu tak pernah hilang sampai ajal menjemputnya.

"Istri saya selalu yakin kalau Treni masih ada dan akan berkumpul lagi," kata dia, Kamis (22/10).

Dua saudara kembar itu memang telah terpisah sejak masih berusia sekira dua bulan ketika keduanya tinggal di Maluku. Sang kakak, Trena, diasuh oleh keluarga kandungnya. Sementara sang adik, Treni, diambil dan diasuh oleh seorang perempuan transmigran di Maluku asal Jawa Timur bernama Rini, kini berusia 61 tahun.

Tanpa sepengetahuan keluarga Enceng, Rini kembali ke kampung halamannya di Jawa Timur pada 1996. Treni pun ikut dibawa olehnya. Enceng yang mencoba mencari Rini di Maluku tak juga membuahkan hasil. Hingga akhirnya, kerusuhan pecah di Ambon. Enceng bersama keluarganya memutuskan kembali ke kampungnya di Tasikmalaya pada 1999. 

Sejak kembali ke Jawa, Enceng terus mencoba mencari keberadaan Rini dan anaknya, Treni. Sebab, sepengetahuannya, Rini berasal dari Jawa. Namun usaha itu tak juga membuahkan hasil. Hingga akhirnya ia pasrah mencari anaknya. 

Namun, semasa masih hidup istrinya selalu meyakini anaknya itu masih ada. Hingga akhirnya, dua saudara kembar itu kembali bertemu dari sebuah medsos.

Kisah pertemuan Trena dan Treni berawal dari unggahan video di Tik Tok. Ketika itu, Treni mengunggah sebuah video tentang dirinya. Namun, tetangga Trena di Tasikmalaya mengira video itu merupakan buatan Trena.

Trena yang tak tahu-menahu mengenai video itu pun sempat bingung. Sebab, ia tak pernah mengunggah video seperti itu. Namun, sosok di dalam video tersebut sangat mirip dengan dirinya.

Dari hal itu, Trena dan Treni mulai mencari tahu satu sama lain. Trena bahkan menghubungi Treni yang berada di Jawa Timur. Hingga akhirnya, mereka berdua meyakini terikat dalam satu hubungan saudara.

Keduanya baru benar-benar bertemu pada Kamis subuh. Treni sengaja datang dari Blitar ke Tasikmalaya untuk menemui keluarga kandungnya, terurama Trena. Sementara Trena bersama keluarga besarnya menanti kedatangan mereka di Stasiun Tasikmalaya. Keduanya akhirnya bertemu di dalam mobil, di halaman parkir Stasiun Tasikmalaya, pada Kamis sekira pukul 04.30 WIB. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement