Kamis 22 Oct 2020 11:31 WIB

Kota Bogor Dilanda 549 Bencana, Mayoritas Tanah Longsor

Kejadian longsor paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Bogor Selatan.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Agus Yulianto
Makam di Kampung Nangerang, RT/RW 03/06, Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor diterpa longsor dan hanyut terbawa aliran Sungai Cipinang Gading, DAS Cisadane. (Ilusteasi)
Foto: Republika/Nugroho Habibi
Makam di Kampung Nangerang, RT/RW 03/06, Kelurahan Rangga Mekar, Kecamatan Bogor Selatan, Kota Bogor diterpa longsor dan hanyut terbawa aliran Sungai Cipinang Gading, DAS Cisadane. (Ilusteasi)

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Sepanjang 2020, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mencatat ada 549 bencana dari beragam kejadian. Dari ratusan bencana tersebut, tanah longsor paling banyak terjadi di Kota Bogor.

“Untuk longsor menjadi bencana yang paling banyak terjadi, totalnya ada 228 kejadian,” kata  Kepala BPBD Kota Bogor, Priyatnasyam Syah, dalam keterangannya Rabu (21/10).

Priyatna merincikan, selain tanah longsor, bencana lain yang terjadi di Kota Bogor adalah pohon tumbang 78 kali, rumah roboh 114 kali, angin kencang 23 kali, banjir 22 kali, kebakaran enam kali, tanah amblas 14 kali, orang hanyut empat kali, serta kejadian lain seperti pencarian ular dan evakuasi hewan sebanyak 40 kali.

Selain itu, kata Priyatna, dari enam kecamatan di Kota Bogor, kecamatan yang paling banyak terkena bencana adalah Kecamatan Bogor Selatan. Berdasarkan data yang dimilikinya, Kecamatan Bogor Selatan sudah dilanda 99 kali bencana di mana 40 di antaranya adalah tanah longsor.

“Kejadian longsor paling banyak terjadi di wilayah Kecamatan Bogor Selatan, yaitu 40 kali. Ini menjadi perhatian kami untuk ditanggulangi,” ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Stasiun Meteorologi Citeko, Kabupaten Bogor, Asep Firman Ilahi mengatakan, potensi bencana tanah longsor di Kota Bogor tergolong tinggi, apalagi di wilayah dengan bentangan tebing.

“Potensi bencana tanah longsor di Kota Bogor tinggi. Wilayah dengan bentangan tebing seperti Bogor Selatan dan Bogor Timur sangat berpotensi terkena bencana longsor,” jelasnya.

Apalagi, kata Asep selama sepekan ini hujan hampir merata di beberapa kecamatan di Kota dan Kabupaten Bogor. Sehingga guyuran hujan secara intensif saat ini dapat memicu terjadinya tanah longsor.

Dia menjelaskan, banyak kejadain tanah longsor di musim hujan biasanya disertai oleh kegiatan tektonik beberapa hari sebelumnya. “Jika terjadi gempa bumi dengan kekuatan

Selain itu, Asep mengatakan, kondisi pepohonan tua dan lapuk di Kota Bogor dikhawatirkan dapat tumbang akibat diterpa angin kencang. Seperti yang terjadi di sepanjang Jalan Pahlawan, Bogor Selatan pada Kamis (15/10) lalu.

“Diharapkan Pemkot Bogor memberi perhatian terhadap kondisi pepohonan di tepi jalan. Seperti memangkas ranting dan dahan tua untuk mengindari korban jiwa akibat tumbangnya pohon dan jatuhnya ranting atau dahan,” ujarnya.

Tak hanya pepohonan, Asep juga meminta, Pemkot Bogor untuk memperhatikan saluran drainase untuk memberikan akses lancar aliran air ketika hujan. Supaya tidak terjadi genangan.

Melihat situasi ancaman bencana di Kecamatan Bogor Selatan, Camat Bogor Selatan, Hidayatulloh mengaku saat ini tengah membuat peta sebaran daerah. Peta tersebut dibuat untuk mengetahui kondisi di lapangan secara riiil, serta mengetahui mitigasi bencana.

Dia juga meminta seluruh lurah yang ada di wilayah rawan bencana untuk bersiaga sampai akhir tahun nanti. “Ini kan sudah memasuki musim penghujan. Jadi saya meminta seluruh lurah untuk bersiaga,” ungkapnya.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement