REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Peringatan Hari Santri Nasional di Kota Tasikmalaya tahun ini berlangsung sedehana. Tak ada kirab yang diikuti ribuan santri seperti tahun-tahun sebelumnya. Peringatan Hari Santri Nasional hanya diperingati dengan melakukan upacara secara daring yang diikuti sejumlah pejabat di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya.
Wali Kota Tasikmalaya, Budi Budiman mengatakan, peringatan Hari Santri Nasional kali ini memang tak dilakukan seperti yang sudah-sudah sebab, situasi saat ini masih dalam massa pandemi Covid-19. Demi menghindari penularan virus corona yang lebih massif, peringatan Hari Santri dilakukan secara terbatas.
"Sekarang masing-masing mungkin ada kegiatan di pesantren, termasuk juga Forum Pondok Pesantren (FPP) mengadakan kegiatan," kata dia, Kamis (22/10).
Namun, ia memastikan, kegiatan itu tak secara terbuka. Pemkot Tasikmalaya menjaga agar kasus Covid-19 tak bertambah dari kalangan santri atau pesantren. Ia mengatakan, seluruh kegiatan yang dilakukan harus selalu berpedoman kepada protokol kesehatan. Termasuk kegiatan di lingkugan pesantren dalam memeringati Hari Santri Nasional.
Sementara itu, Ketua Forum Pondok Pesantren (FPP) Kota Tasikmalaya, KH Nono Nurul Hidayat mengatakan, perayaan Hari Santri Nasional kali ini memang sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Saat ini, Pemkot Tasikmalaya tak menggelar peringatan Hari Santri Nasional di tingkat kota yang biasanya selalu diikuti ribuan santri.
Sebagai gantinya, FPP Kota Tasikmalaya mengadakan kegiatan lomba untuk para santri secara virtual. Lomba secara virtual itu dilakukan agar keamanan dan keselamatan santri tetap terjamin di tengan pandemi Covid-19 yang masih belum teratasi.
"Kegiatan yang dilakukan adalah lomba kreativitas budaya, lomba mars Hari Santri, dan lomba pidato," kata dia.
Ia mengatakan, tak ramainya peringatan Hari Santri tahun ini tidak serta merta mengurangi esensinya. Sebab, inti dari peringatan Hari Santri adalah untuk meningkatkan kualitas para santri, bukan sekadar kegiatan seremonial.