REPUBLIKA.CO.ID, KEBUMEN -- Menjaga kesehatan dengan meminum minuman yang meningkatkan imunitas tubuh jadi salah satu cara cegah Covid-19 selain menerapkan protokol kesehatan. Sayang, masih sedikit masyarakat yang mengetahui jenis-jenis minuman tersebut.
Untuk mengedukasi masyarakat, mahasiswa KKN UNY 2020 di Desa Clapar, Kecamatan Karanggayam, Kabupaten Kebumen, melakukan sosialisasi pembuatan minuman jenis tersebut. Kepada masyarakat sekitar, mereka mengajarkan pembuatan wedang uwuh.
Ada Arjun Reski Fawzi Prodi Pendidikan Sosiologi, Eci Safitri Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Indah Mutiara Sari Prodi Pendidikan Bahasa Inggris serta Nando Yustiko Maradona dari Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
Arjun mengatakan, tujuan program ini membekali masyarakat tentang pembuatan minuman sehat yang bisa meningkatkan imunitas tubuh pada masa pandemi Covid-19. Terlebih, bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat wedang uwuh cukup mudah.
"Juga dapat ditemukan dengan mudah di kebun atau di pasar," kata Arjun, Rabu (21/10).
Eci menuturkan, selama ini masyarakat di desa lebih sering mengonsumsi minuman manis yang sebenarnya kurang sehat seperti kopi hitam. Bahkan, tiap hari rata-rata masyarakat Desa Clapar mengonsumsi kopi sebanyak 1-2 gelas dalam sehari.
"Padahal, minuman kopi hitam jika dikonsumsi berlebihan dapat membahayakan tubuh," ujar Eci.
Indah menerangkan, wedang uwuh merupakan salah satu minuman warisan leluhur yang sangat menyehatkan. Minuman ini banyak dikatakan berasal dari Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul, DIY, dengan wedang berarti minuman dan uwuh berarti sampah.
Namun, sampah yang dimaksud dari wedang uwuh merupakan dedaunan karena banyak isiannya. Wedang uwuh terdiri dari daun cengkeh, kayu manis, daun pala, jahe, kayu secang hingga gula batu, memiliki rasa pedas dan hasilkan sensasi segar.
"Wedang ini sangat cocok diminum untuk menjaga kesahatan dan kekebalan tubuh pada masa pandemi Covid-19 seperti saat ini," kata Indah.
Cara pembuatannya jahe dibakar dan digeprek hingga pipih, kemudian rebus hingga sarinya ke luar. Campurkan cengkeh, daun cengkeh, kayu manis, daun pala, kayu secang dan gula batu, rebus semua 15 menit, angkat setelah warna berubah merah.
Sajikan tanpa disaring. Wedang uwuh cuma bisa dimasak satu kali dan tidak boleh dipanaskan agar kandungan tidak berkurang. Selain disajikan saat hangat, wedang uwuh ini juga bisa disajikan dengan dicampur es batu supaya terasa lebih segar.
Kepala Desa Clapar, Murtini, menyambut baik kegiatan ini karena dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat. Karenanya, ia memberikan apresiasi kepada mahasiwa UNY yang telah mengajarkan masyarakat pembuatan minuman wedang uwuh tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada KKN dari UNY yang mempraktikkan pembuatan wedang uwuh," ujar Murtini.