Kamis 22 Oct 2020 14:31 WIB

PJJ yang Didominasi Tugas Bikin Siswa di Bandung Bosan

91,8 persen guru di Bandung memberikan metode belajar melalui pemberian tugas.

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Ratna Puspita
[Ilustrasi] Sejumlah siswa SMP mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui kanal TV Satelit Bandung .
Foto: ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA
[Ilustrasi] Sejumlah siswa SMP mengikuti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) melalui kanal TV Satelit Bandung .

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang dilaksanakan di Kota Bandung sejak pandemi covid-19 berlangsung lebih  didominasi oleh pemberian tugas kepada siswa. Kondisi tersebut membuat para siswa yang belajar di rumah menjadi bosan.

Kepala Seksi (Kasi) Kurikulum Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung Bambang mengatakan Disdik Kota Bandung melakukan survei tentang PJJ kepada guru, siswa dan orangtua pada periode April hingga Juli. Ada 44 ribu siswa, 4.000 orang tua siswa, dan 7.000 guru yang menjadi responden dalam survei ini.

Baca Juga

"Salah satu item yang ditanyakan bagaimana pelaksanaan PJJ, 89,6 persen siswa bilang bosan," ujarnya di Balai Kota Bandung, Kamis (22/10). Ia mengatakan, rasa bosan muncul disebabkan terlalu banyak tugas yang diberikan dari guru. Ia mengatakan survei itu 

Kepada guru, menurutnya, pertanyaan diberikan tentang metode apa yang digunakan selama PJJ dan jawabannya, yaitu 91,8 persen memberikan tugas. "Survei ke 4.000 orang tua, 16,7 persen tidak mengerti konten dan 6,8 persen orang tua merasa terbebani. Selebihnya biasa-biasa," ujarnya.

Menurutnya, kondisi tersebut hingga saat ini relatif tidak berubah banyak. Namun, ia mengatakan sudah dilakukan perbaikan-perbaikan agar PJJ tidak berjalan membosankan untuk siswa. 

Bambang menambahkan, selama pembelajaran jarak jauh berlangsung sejak Maret lalu guru sebagian besar memberikan tugas dan memanfaatkan aplikasi untuk proses belajar mengajar. Saat ini menurutnya, sudah terdapat televisi satelit 132 yang dapat digunakan oleh siswa.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement