Kamis 22 Oct 2020 15:37 WIB

Sosioekonomi Pengaruhi Warga Minoritas Inggris Kena Covid-19

Risiko terpapar Covid-19 dipengaruhi mata pencaharian dan profesi bukan genetik

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Pegawai Restoran menawarkan makan dan minum di sebuah restoran di Northern Quarter Manchester, Inggris, Selasa (22/9).
Foto: AP Photo/Jon Super
Pegawai Restoran menawarkan makan dan minum di sebuah restoran di Northern Quarter Manchester, Inggris, Selasa (22/9).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Laporan mengenai disparitas dampak pandemi virus corona di Inggris menyebutkan tingginya risiko masyarakat minoritas terpapar Covid-19 disebabkan sejumlah faktor. Faktor-faktor itu seperti jenis mata pencaharian dan profesi, bukan genetik atau rasialisme struktural.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan masyarakat minoritas Inggris menjadi kelompok yang paling terdampak pandemi Covid-19. Pada Juni lalu pemerintah Inggris berjanji untuk mencari tahu lebih dalam penyebab disparitas tersebut.

Baca Juga

Namun pertanyaan apakah faktor eksternal yang membuat kelompok tertentu lebih mungkin terinfeksi virus atau lebih rentan ketika terpapar masih belum diketahui.

Di kuartal pertama pandemi Covid-19 ditemukan, risiko masyarakat kulit hitam dan etnik Asia Selatan tertular virus corona lebih tinggi dari kelompok lainnya. Faktor-faktor seperti profesi, deprivasi, dan tempat tinggal lebih banyak menjelaskan mengapa risiko kelompok-kelompok tersebut lebih tinggi dibandingkan penjelasan genetik.

"Di awal-awal penelitian saya tidak melihat ada banyak penjelasan genetik untuk ini," kata penasihat pemerintah Inggris mengenai Covid-19 dan etnisitas yang baru, Raghib Ali, Kamis (22/10).

Ali mengatakan walaupun masuk akal apabila di awal pandemi etnik minoritas masuk kelompok masyarakat yang memiliki risiko tinggi, tapi ke depannya kebijakan kesehatan harus sesuai dengan kondisi sosioekonomi tertentu.  

"Sekarang kami memiliki lebih banyak informasi untuk menjelaskan mengapa risikonya meningkat. Ada alasan mengapa sopir bus kulit putih diperlakukan berbeda dari sopir bus Asia atau dokter kulit putih harus diperlakukan berbeda dengan dokter Asia," kata Ali.

Walaupun laporan tersebut mengatakan meningkatnya risiko bagi etnik minoritas dapat dijelaskan dengan faktor sosiekonomi dan geografi, tapi faktor-faktor itu tidak sepenuhnya menjelaskan kerentanan yang terjadi di sejumlah kelompok lainnya seperti laki-laki kulit hitam.

Ali juga mengatakan rasialisme struktural tidak dapat memberikan hasil yang berbeda. Sebab angka harapan hidup masyarakat etnik minoritas lebih tinggi.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement