REPUBLIKA.CO.ID, INDIA -- Komite Nasional Liga Pemuda Muslim di India membangun rumah untuk keluarga pedagang ternak Mohammad Qasim. Qasim menjadi korban main hakim sendiri terkait sapi. Ia digantung massa di Pilkhawa dekat Hapur, Uttar Pradesh pada 18 Juni 2018.
Acara serah terima rumah diselenggarakan pada 16 Oktober 2020. Rumah Baitur Rahma ini dibangun di atas tanah pemberian seorang pekerja publik di desa tersebut, Muhammad Naeem Qasim. Kematian Qasim pada 2018, membuat keluarga yang ditinggalkan tidak memiliki rumah dan hanya bisa menumpang di rumah mungil milik saudara laki-lakinya, Qasim Salim.
"Itu rumah kami waktu Abba ada di sana,” kata Alia, merujuk pada kontrakan tempat tinggalnya bersama Qasim saat itu.
Qasim meninggalkan istri dan tiga anaknya, Alia, Arsh, dan Umma. Karena kepedulian dan mempertimbangkan situasi yang dialami keluarga Qasim, Komite Nasional Liga Pemuda Muslim membantu mendirikan rumah untuk mereka.
"Alia tidak akan pernah melupakan rasa sakit karena tidak memiliki seorang ayah. Tapi besok dia akan berkata sambil tersenyum dari halaman belakang, bahwa ini adalah rumahku. Senyuman itu adalah buah dari upaya kami dan dapat dimiliki oleh setiap pejuang Liga Muslim," kata Sekretaris Jenderal Komite Nasional Liga Pemuda Muslim, Zubair dilansir di Milli Gazette, Kamis (22/10).
Menurut Zubair, keluarga korban pembunuhan massal tidak hanya membutuhkan dukungan vokal saja. Mereka juga membutuhkan dukungan dalam perjuangan hukum dan rehabilitasi mata pencaharian, termasuk tempat tinggal yang aman.
Qasim merupakan salah satu korban vigilantisme sapi atau main hakim sendiri yang mengatas namakan sapi. Di India, khususnya bagi umat Hindu, sapi merupakan hewan ternak yang dianggap suci.
Ikuti Whatsapp Channel Republika