REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Pemerintah Pusat melalui kementerian dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Menkopolhukam, meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor untuk memperketat protokol kesehatan di lokasi wisata pada libur panjang pekan depan. Permintaan ini untuk mengantisipasi lonjakan pengunjung saat libur panjang akhir bulan nanti.
"Tadi arahan dari pemerintah pusat, meminta kepada pemerintah daerah untuk mempersiapkan dan memperketat protokol kesehatan (prokes) di lokasi wisata. Sehubungan dengan adanya libur panjang," kata Wakil Ketua Satgas Covid-19 Kota Bogor, Dedie A. Rachim, pasca menghadiri rapat koordinasi secara virtual, Kamis (22/10).
Dedie mengatakan, Pemkot Bogor sudah melakukan koordinasi dengan dinas terkait dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kota Bogor untuk mempersiapkan diri menghadapi gelombang wisatawan ke Kota Bogor. Sebab, sebelumnya saat DKI Jakarta menerapkan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), jumlah wisatawan di Kota Bogor meningkat cukup tinggi. Terutama di restoran dan cafe.
"Khusus lounge, kemudian coffee shop, kemudian juga restoran untuk membatasi jumlah jangan terlalu penuh. Jadi tetap kita berpatokan saat ini kita masih PSBB. Jadi kalo bisa 50 persen atau diatur sedemikian rupa tidak menumpuk di satu waktu untuk mereka yang melakukan kegiatan di dalam fasilitas hotel," jelasnya.
Dia melanjutkan, Pemkot Bogor akan mengerahkan Tim Elang dan Tim Merpati, yang juga dibantu oleh TNI-Polri untuk disebar di titik-titik wisata di Kota Bogor. Sesuai dengan arahan Pemerintah Pusat, Dedie juga mengimbau masyarakat untuk berhati-hati karena saat ini kondisi masih belum aman.
"Jadi kami mengimbau kepada masyarakat agar melakukan libur sehat, libur di rumah. Kondisi Kota Bogor meskipun hari ini zona oranye, kita tidak mau lagi tergelincir menjadi zona merah kalau tidak hati-hati. Perlu didukung dengan mematuhi protokol kesehatan," tandasnya.
Senada dengan Dedie, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bogor, Eko Prabowo mengatakan bangkitan wisatawan dari luar kota meningkat saat Jakarta masih dalam PSBB Proporsional dan tidak diizinkan melakukan dine in.
“Kemarin waktu Jakarta tidak boleh dine in itu luar biasa bangkitannya. Tempat-tempat makan kita di Suryakencana dan Shabu Hachi itu luar biasa meningkat,” kata Eko.
Dia melanjutkan, ketika Jakarta kembali mengizinkan dine in, bangkitan wisatawan di Kota Bogor mulai berkurang. Dia berharap, ketika libur panjang ini wisatawan memilih untuk keluark kota.
“Mudah-mudahan mereka pulang kampung, jadi Bogor nggak terlalu padat,” tuturnya.
Sementara itu, Ketua tim elang, Bagus Maulana menjelaskan pihaknya mensosialisasikan protokol kesehatan di tempat makan. Pemkot Bogor juga meminta setiap cafe dan resto untuk membentuk satgas Covid-19 di masing-masing tempat. Dimana nantinya setiap cafe dan resto memberikan laporan hasil monitor dan evaluasi kepada Satgas Covid-19 Kota Bogor.
"Jadi kami hanya sosialisasi saja. Tapi memang kami lihat sejauh ini banyak warga Jakarta dan Depok yang mulai datang ke Kota Bogor. Jadi kami harap para pemilik kafe dan resto mau bekerjasama untuk melakukan pemantauan," pungkasnya.