REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol Awi Setiyono mengungkapkan, ada selebaran berisi ajakan untuk melakukan anarkisme dengan menjarah dan membakar yang ditempel di beberapa lokasi di Bali. Selebaran itu, kata Awi, bukan dari BEM Universitas Udayana Bali.
"Setelah diklarifikasi ke BEM Universitas Udayana Bali, bahwa bukan mereka yang membuat selebaran itu," kata Brigjen Awi di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Kamis.
Dia berujar Polda Bali telah menemukan dan menyita sejumlah brosur tersebut yang tertempel di beberapa tempat di Denpasar, Bali. Untuk menyelidiki tersebarnya brosur provokasi itu, Polda Bali telah membentuk tim gabungan Dit Krimum dan Dit Intelkam Polda Bali.
"Untuk mengungkap siapa pelaku yang membuat dan memasang pamflet atau selebaran yang berisi ajakan atau hasutan untuk melakukan perbuatan tindak pidana tersebut," tutur Awi.
Selain itu Polda Bali juga mengambil langkah preventif dan preemtif dengan mengimbau masyarakat melalui media sosial agar tidak terpengaruh hasutan tersebut. "Serta diimbau kepada orang tua yang memiliki putra dan putri jangan sampai terhasut dan termakan isu tersebut sehingga salah jalan melakukan perbuatan melanggar hukum," pesannya.
Sebelumnya, ditemukan selebaran berisi ajakan provokasi yang ditempel di beberapa lokasi di Denpasar, Bali. Pada selebaran/ brosur itu tercantum nama "Bali Aksi Tidak Diam". "Aksi Nasional Bergerak Bersama Batalkan Omnibus Law. BEM bersama rakyat Bali bergerak. Mari kita kumpul untuk melakukan aksi unjuk rasa terhadap pemerintah. Serang, hancurkan, jarah dan bakar #Balitidakdiam #mositidakpercaya," demikian isi selebaran itu