Kamis 22 Oct 2020 21:50 WIB

Pengelola Bioskop Diperingatkan Soal Protokol Covid-19

Kemenparekraf telah menyusun dan merilis buku panduan berbasis CHSE

Rep: Dedy Darmawan Nasution / Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung sebelum memasuki area di salah satu bioskop, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (19/10/2020). Pemerintah daerah setempat mengizinkan bioskop beroperasi kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19 di lingkungan bioskop.
Foto: Antara/Makna Zaezar
Petugas memeriksa suhu tubuh pengunjung sebelum memasuki area di salah satu bioskop, di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (19/10/2020). Pemerintah daerah setempat mengizinkan bioskop beroperasi kembali dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat guna mencegah penyebaran pandemi COVID-19 di lingkungan bioskop.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio kembali menekankan pentingnya penerapan protokol kesehatan untuk dijalankan semua pihak, termasuk di bioskop di wilayah DKI Jakarta yang kembali beroperasi secara terbatas.

Wishnutama  menyambut baik keputusan sejumlah pemerintah daerah dan satuan tugas penanganan Covid-19 yang memberikan izin bagi bioskop untuk kembali beroperasi secara terbatas. Kebijakan itu dinilai dapat memberikan ruang bagi industri kreatif agar dapat kembali bangkit di tengah situasi pandemi.

"Pembukaan kembali bioskop di DKI Jakarta dan sejumlah wilayah akan menggeliatkan dunia perfilman dan insan kreatif di Indonesia," kata Wishnutama dalam Siaran Pers, Kamis (22/10) malam.  

Wishnutama mengatakan, Kemenparekraf telah menyusun dan merilis handbook atau buku panduan protokol kesehatan berbasis Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability (CHSE) bagi pengelola bioskop dan pengunjung.

Selain itu, pihaknya juga telah melaksanakan simulasi pembukaan dan penerapan protokol kesehatan di bioskop sejak Juli 2020. Simulasi tersebut bertujuan agar semua pihak, baik pelaku usaha maupun masyarakat paham akan prosedur-prosedur yang harus dijalankan.

"Saat ini yang dibutuhkan adalah protokol kesehatan dijalankan dengan penuh kedisiplinan dan rasa kepedulian. Rasa kepedulian yang tinggi terhadap sesama  dan tentunya yang tidak kalah penting adalah kepedulian terhadap pulihnya sektor pariwisata dan ekonomi kreatif," kata Wishnutama.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebelumnya menyatakan telah membuka kembali beberapa aktivitas sosial di ruang publik seiring diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi. Salah satunya adalah bioskop.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) Djonny Sjafruddin menyambut baik atas kembali dibukanya bioskop. Sampai 21 Oktober 2020 kemarin, di DKI Jakarta sudah ada beberapa jaringan bioskop yang kembali beroperasi.

Untuk jaringan Cinepolis yang telah beroperasi yakni di Tamini, Pluit, Cibubur, Plaza Semanggi, dan Gajah Mada. Sedangkan untuk jaringan CGV juga telah beroperasi kembali untuk CGV Grand Indonesia, CGC Garden City, CGV Green Pramuka, dan CGV Transmart Cempaka Putih.

Djonny mengatakan, pembukaan kembali bioskop di DKI Jakarta akan memberikan dampak besar terhadap industri perfilman secara keseluruhan. Karena DKI Jakarta khususnya Jabodetabek, menjadi barometer bagi industri perfilman baik nasional maupun film-film MPAA (Motion Pictures Association of America). "Kami menyambut baik, meski untuk kapasitas hanya 25 persen pengunjung masih belum mencapai keekonomian untuk bisnis," kata Djonny. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement