REPUBLIKA.CO.ID, LAS VEGAS -- Mantan petarung Mixed Martial Arts (MMA), Chael Sonnen, menilai, juara kelas ringan Ultimate Fighting Championship (UFC), Khabib Nurmagomedov, terlalu banyak bicara terkait potensi lawan yang akan dihadapinya pascaduel kontra Justin Gaethje pada gelaran UFC 245, 24 Oktober mendatang. Sonnen, yang juga komentator MMA di ESPN, khawatir, perilaku ini bisa merusak reputasi petarung berjuluk The Eagle tersebut.
Khabib dijadwalkan berhadapan dengan juara interim kelas ringan UFC, Justin Gaethje, dalam duel penyatuan juara kelas ringan UFC di Fight Island, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, 24 Oktober mendatang. Namun, sebelum benar-benar mengalahkan Gaethje, petarung asal Dagestan, Rusia, itu banyak mengeluarkan komentar soal pertarungan selanjutnya.
Sebelumnya, petarung berusia 36 tahun itu sempat membuka kemungkinan untuk bertarung menghadapi mantan pemegang sabuk juara kelas welter dan menengan UFC, Georges St-Pierre. Tidak hanya itu, Khabib juga sempat menyebut, Tony Ferguson sebagai petarung yang bodoh lantaran kalah dari Dustin Poirier.
Alhasil, peluang untuk digelarnya pertarungan antara Ferguson kontra Khabib, yang sempat tertunda beberapa kali, akhirnya kembali terbuka. Tidak hanya itu, Khabib juga menyebut, tidak akan menerima hasil pertarungan antara Connor McGregor dengan Dustin Poirier, apabila pertarungan tersebut tidak digelar dalam rentang berat badan kelas ringan, atau sekitar 70 kilogram.
Komentar-komentar Khabib ini pun dikhawatirkan merusak reputasinya selama ini, yang dikenal sebagai sosok yang bisa memenuhi janji-janji pertarungannya. ''Dia adalah pria yang memegang prinsip dan memenuhi semua ucapannya, dan kami senang akan hal itu. Namun, saat ini, dia mulai banyak bicara. Dia terlalu banyak mengeluarkan pernyataan. Di titik inilah, dia bisa tergelincir,'' kata Sonnen seperti dilansir Essentially Sports, Kamis (22/10).
Sonne pun memberi contoh soal pernyataan Khabib mengenai potensi pertarungan Connor McGregor kontra Dustin Poirier di kelas welter. Menurutnya, sebagai pemegang sabuk juara, Khabib tidak bisa memilih lawan yang dia akan hadapi. Dia seolah memiliki kewajiban untuk menjawab penantang yang ada di kelasnya.
''Sebagai juara, Anda harus menghadapi lawan yang telah disiapkan untuk Anda. Itu adalah cara kerja di olahraga pertarungan. Jika Anda tidak suka, maka Anda bisa melepaskan gelar ataupun pensiun dari olahraga ini,'' ujar Sonnen.