Jumat 23 Oct 2020 03:10 WIB

Kisah Aktivis Muslim yang Dibuntuti Intel Era Soeharto

Bang Imad aktivis Muslim kerap dibuntuti intel era Orde Baru Soeharto

Rep: Hasanul Rizqa/ Red: Nashih Nashrullah
 Muhammad Imaduddin Abdulrahim aktivis Muslim kerap dibuntuti intel era Orde Baru Soeharto
Foto: blogspot.com
Muhammad Imaduddin Abdulrahim aktivis Muslim kerap dibuntuti intel era Orde Baru Soeharto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Muhammad Imaduddin Abdulrahim atau yang akrab dengan panggilan Bang Imad dikenal sebagai aktivis yang  berani karena benar. Ceramah-ceramahnya selalu lugas, memperjuangkan amar makruf nahi mungkar. 

Padahal, menurut Yudi Latif dalam disertasinya, The Muslim Intelligentsia of Indonesia: A Genealogy of lts Emergence in the 20th Century (2004: 349), Orde Baru sedang kuat-kuatnya dan cenderung antikritik. Pemilihan Umum 1971, misalnya, membuktikan nirdemokratisnya penguasa. Terhadap fenomena ini, Bang Imad di tiap forum publik tidak ragu menyuarakan kritik keras. Karena itu, dia sampai tidak bisa berceramah di kampus-kampus pada 1986-1988.

Baca Juga

Ke manapun dia pergi, selalu dibuntuti mata-mata. Ada dua kasus yang cukup fenomenal. Pertama, saat dirinya menjadi penceramah Maulid Nabi di Masjid al-Azhar (Jakarta) 1971. Bang Imad tahu betul ada mata-mata pemerintah yang menyelinap di antara hadirin.

Panitia juga telah mengingatkannya lantaran khawatir keselamatan sang narasumber. Namun, tak terbersit rasa takut dalam diri Bang Imad. Setelah mengutip ayat Alquran, dia tegas berceramah bahwa umat Islam Jangan pernah takut kepada selain Allah, apalagi kepada intel.Diserukannya pula agar siapa pun intel yang sedang menyamar mencatat setiap perkataannya.